Table of Content

Trend Teknologi Terkini Serta Kiat Menghadapi Tantangan Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri 4.0 berasal dari kata Industrie 4.0. Berikut ini adalah sejumlah tantangan dan strategi untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0.
TeknoPlug.com - Dunia sedang memasuki era revolusi industri generasi keempat atau lebih terkenal dengan istilah Revolusi Industri 4.0, atau RI.4. Tidak ketinggalan pula Indonesia, yang masih berstatus negara berkembang meskipun saat ini sedang berupaya keluar menuju status negara maju. Namun apapun statusnya, Revolusi Industri 4.0 adalah fase yang mau tidak mau harus dihadapi. Tapi apa sebenarnya Revolusi Industri 4.0 itu ? Apa saja sektor yang akan diuntungkan oleh adanya Revolusi Industri 4.0 ini ? Dan, bagaimana seharusnya kita mempersiapkan diri menghadapi Revolusi Industri 4.0 ?


Saat ini sangat banyak forum yang membahas tentang Revolusi Industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 bukanlah trend yang suatu waktu bisa trending lalu meredup. Revolusi Industri 4.0 adalah salah satu fase global, yang bertahun-tahun ke depan akan menjadi cikal bakal revolusi industri berikutnya.

Saking pentingnya, Industri 4.0 atau RI Keempat menjadi fokus diskusi pada World Economic Forum atau WEF (Pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia) di Swiss. Isu Revolusi Industri 4.0 juga digaungkan dalam debat Capres/Cawapres RI 2019-2024 beberapa waktu lalu untuk mengingatkan sekaligus mengajak kita masyarakat Indonesia agar bersiap diri menghadapi revolusi ini. Pemerintah RI sendiri telah menetapkan roadmap Making Indonesia 4.0.

Kiat Menghadapi Tantangan Revolusi Industri 4.0


Apa Itu Revolusi Industri 4.0


Bicara tentang Revolusi Industri 4.0 tidak terlepas dari revolusi industri generasi sebelumnya, yaitu Industri 1.0, Industri 2.0, dan Industri 3.0. Setiap terjadinya revolusi tersebut ditandai dengan berlangsungnya pergeseran dan perubahan skala global. Penyebutan Revolusi Industri 4.0 berasal dari kata Industrie 4.0 merujuk pada proyek komputerisasi pabrik pemerintah Jerman. Tahun 2011 dalam sebuah pameran teknologi di Hannover Fair, Jerman ide ini kembali menyeruak, dimana konsep tersebut dipaparkan pada Hannover Fair 2012 dan Hannover Fair 2013.

Namun sebelum mengetahui lebih banyak tentang Revolusi Industri 4.0, ada baiknya kita mengetahui sekilas tentang asal muasal Revolusi Industri, serta apa saja pergeseran-pergeseran yang terjadi selama revolusi tersebut berlangsung.


Revolusi Industri 1.0

teknologi industri 1.0
Kapal Uap, Kereta Api, dan Mobil Bermesin Uap di Revolusi Inustri 1.0

Revolusi Industri 1.0 ditandai dengan pengembangan teknologi mesin uap di abad 18. Dengan menggunakan mesin uap terjadi peningkatan pada efisiensi pada waktu, tenaga, dan bahan. Bila tadinya orang Eropa membutuhkan waktu berlayar mengandalkan angin sampai tahunan menuju Hindia Belanda (Indonesia, red), sejak James Watt menemukan mesin uap maka kaum kulit putih bisa memangkas perjalanan hingga beberapa bulan karena menggunakan kapal bertenaga mesin uap berbahan bakar batu bara dan kayu. Penggunaan mesin uap mulai mengglobal dalam waktu singkat bukan hanya untuk kapal, tapi juga untuk transportasi lainnya seperti kereta api. Pergeseran di era ini yaitu jumlah tenaga kerja beralih kepada mesin, dimana tenaga kerja yang tadinya menumpuk di satu bidang kemudian diberdayakan pada bidang lain seturut dengan telah digunakannya mesin uap.

Revolusi Industri 2.0

teknologi Revolusi Industri 2.0
Transformasi Teknologi Assembly Line dan Kelistrikan Menandai Era Revolusi Industri 2.0

Revolusi Industri 2.0 kemudian terjadi menjelang awal abad 20. Pada era ini umumnya produksi barang di pabrik masih rendah meskipun mesin uap sudah dibarengi dengan penggunaan tenaga listrik. Era ini ditandai dengan "Lini Berjalan" (Assembly Line) menggunakan conveyor belt atau ban berjalan yang menggunakan tenaga listrik untuk memproduksi mobil secara massal oleh General Ford. Yang tadinya menggunakan metode satu orang merakit satu mobil dari nol hingga jadi, berubah dengan memperkerjakan tenaga ahli. Dalam waktu singkat, produksi mobil melonjak dari 68 ribuan mobil di 1912 hingga hampir 2 juta unit di tahun 1925 dengan total hampir 15 juta unit sejak produksi tahun 1908 hingga 1927. Teknologi Assembly Line dan penggunaan conveyor belt dalam waktu singkat digunakan secara global.

Pergeseran di era Revolusi Industri 2.0 ini adalah berkembangnya teknologi Assembly Line dan Conveyor Belt bersama kelistrikan untuk menggantikan tenaga manusia serta mesin uap yang membutuhkan bahan bakar yang banyak, dimana mesin uap digunakan untuk pabrikasi tertentu saja. 

Revolusi Industri 3.0

Teknologi dalam Revolusi Industri 3.0
Transformasi Komputer menjadi PC, kaset menjadi CD dan mp3 di era revolusi digital (Industri 3.0)

Revolusi Industri 3.0 setelah perang dunia kedua mulai melanda dunia informasi, namun di tahun 1990'an bisa dikatakan sebagai titik balik era digital. Revolusi generasi ketiga ini ditandai dengan teknologi komputer dan internet, penggunaan konduktor dan semi konduktor, microchip, serta sensor. Komputer yang dibuat sebelum PD II wujudnya hampir serupa lemari mulai dirakit menjadi komputer PC. Teknologi konduktor dan semikonduktor serta pembuatan chip membuat komputer bekerja lebih cepat dalam wujud yang lebih kecil.  Di era ini pula komputasi menyentuh ranah komunikasi sehingga muncul telepon genggam (ponsel).

Internet sudah dimanfaatkan untuk berkirim informasi. Data analog berubah menjadi data digital. Teknologi komputer khas Revolusi Industri 3.0 dalam waktu singkat menjadi mainstream di berbagai bidang, misalnya militer, kedokteran, bioteknologi, desain grafis, hingga dunia seni. Bahkan dengan teknologi satelit, sebuah rudal dari kapal selam Rusia di Lautan Atlantik bisa diluncurkan dengan kode tertentu menuju sasaran di Turki. Demikian pula dengan teknologi sensor Rusia bisa mendeteksi misil yang meluncur sekaligus melumpuhkannya. dengan sistem anti rudal yang dimiliki.

Ciri khas lain era Revolusi Industri 3.0 adalah teknologi robotic. Pengembangan teknologi robot dilakukan untuk membantu manusia di sejumlah bidang, antara lain untuk riset ekologi laut dalam yang menggunakan robot penyelam. Tahu kan seri dokumenter National Geographic ? Dalam sebuah sekuel tentang penelitian ekologi laut dalam di Samudra Pasifik dan Atlantik tim riset membawa robot penyelam yang dikendalikan lewat komputer berkolaborasi dengan satelit. Robot-robot seperti ini adalah satu dari sekian banyak produk project Revolusi Industri 3.0.

Di era Revolusi Industri 3.0 komputer dan internet sudah memangkas tenaga kerja, dimana banyak mesin sudah terintegrasi sekaligus dikendalikan oleh komputer.

Revolusi Industri 4.0

Lalu bagaimana dengan Revolusi Industri 4.0 ? Tidak ada yang menyangka sebelumnya bila digitalisasi akan seperti sekarang ini. Revolusi Industri 4.0 berpijak pada Revolusi Industri 3.0. Artinya komputer, internet, sensor, robot masih menjadi objek utama tapi dengan konsep, transformasi dan penerapan yang berbeda. Sejak 2011, kehadiran laptop canggih, aplikasi Android, serta smartphone gaming telah mewarnai Revolusi Industri 4.0.

Perubahan perilaku di era milenium baru khususnya Revolusi 4.0 menunjukkan betapa internet dan dunia digital telah menjadi pakem yang mempengaruhi sendi-sendi kehidupan.

Yang pasti, era Revolusi Industri 4.0 akan menyebabkan pergeseran di banyak sektor sekaligus perpaduan antar lini. Bisa menguntungkan, dan sekaligus juga memberikan dampak negatif bila tidak diantisipasi.

Transformasi Teknologi Terkini dan Pergeseran Yang Terjadi Di Revolusi Industri 4.0

Transformasi Digital Revolusi Industri 4.0

Ide Revolusi Industri 4.0 yang ditawarkan oleh Working Group on Industry 4.0 (pelopor Revolusi Industri 4.0) mengedepankan otomatisasi dan pertukaran data teraktual dalam teknologi pabrik mencakup sistem siber fisik, internet of all, cloud data, dan komputasi kognitif (sumber : Wikpedia). Bahkan menurut salah satu jurnal (ejournal.undip.ac.id) terdapat 14 aspek dalam studi yang dilakukan terhadap Revolusi Industri 4.0.

Namun saya tidak sedang mengemukakan tentang aspek-aspek tersebut. Saya sedang ingin mengatakan bahwa Revolusi Industri 4.0 bukan cuma bicara tentang komputerisasi pabrik. Revolusi Industri 4.0 sangat luas, yang dampaknya bahkan lebih luas dari ide awalnya. Akan terjadi sejumlah pergeseran skala global khususnya di Indonesia, baik dari sisi industri manufaktur maupun dari sisi humanisme dan kebudayaan lokal.

Berikut adalah 7 transformasi dan pergeseran utama yang akan terjadi selama proses Revolusi Industri 4.0 berlangsung, yang belum diketahui sampai kapan era ini beakhir.

Trend Teknologi dan Bisnis Dalam Revolusi Industri 4.0

1. Internet Of Things - Selalu Terkoneksi Ke Jaringan

Di Era Revolusi Industri 4.0, semua akan terkoneksi ke jaringan raksasa. Semua aktivitas akan terpantau setiap waktu setiap hari. Bagi pemilik pabrik, hadirnya internet cepat dan munculnya smartphone mempermudah mereka mengetahui setiap detil progres dan kejadian di perusahaannya meskipun dia sedang berlibur di pulau terpencil.

Namun di Indonesia hal ini belum akan maksimal terjadi selama infrastruktur jaringan dan pengembangan teknologi fast internet belum dimaksimalkan secara merata di semua tempat. Apalagi kondisi geografis dan topografi daratan di Indonesia sangat dinamis, sehingga membutuhkan biaya yang besar agar jaringan internet bisa sampai ke pelosok.


2. Big Data - Mendapatkan Informasi Data Sensor

Fenomena berikutnya yang terjadi dalam Revolusi Industri 4.0 adalah bagaimana mendapatkan informasi dengan cepat secara online serta melakukan ekseskusi terhadap informasi tersebut, berdasarkan data-data yang diperoleh dari sensor. Sebagai contoh, perusahaan akan mendapatkan informasi lalu menganalisis bidang kerja karyawannya berdasarkan perilaku karyawan. Perilaku tersebut akan digambarkan misalnya dalam bentuk grafik, sehingga manajemen bisa menyimpulkan apakah bidang kerja tersebut memerlukan treatment tertentu misalnya pelatihan, atau memindahkan ke bagian lain.

Fenomena ini bukan cuma terjadi dalam dunia manufaktur, tapi juga bidang-bidang lainnya. Bidang militer contohnya, akan semakin dimudahkan untuk mendapatkan data hasil  sensor terhadap gerakan dan perilaku objek-objek yang melintas di wilayah, mulai dari burung, pesawat tempur musuh, hingga objek tak dikenal. Di bidang kedokteran perilaku virus akan semakin mudah dideteksi.

3. Cloud Computing - Pengolahan Data Terpadu Berbasis Internet

Cloud Computing mulai muncul di awal mulainya Revolusi Industri 4.0. Metode perhitungan yang memakan waktu karena basis data atau server yang terkumpul di banyak komputer yang terpisah sekarang sudah bergeser dimana sekarang proses komputasi bisa dilakukan di satu komputer saja tanpa harus membeli perangkat baru. Contohnya, bila perusahaan A punya 10 pabrik di 10 tempat berbeda dan harus punya 10 komputer untuk membantu proses perhitungan data, sekarang bisa dilakukan cukup di satu komputer saja untuk mengolah semua data pabrik A tersebut lewat cloud computing.

4. Artificial Intelligence + Machine Learning

Pernah nonton film Ex Machina ? Dalam film besutan tahun 2014 tersebut seorang ilmuwan membuat robot bernama Ava, yang dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) membuat sang robot lebih 'peka', lebih punya perasaan, dan punya kesadaran emosional. Di era Revolusi Industri 4.0, hal tersebut sudah terjadi. Bukan cuma tentang robot, tapi perangkat yang saban hari kita gunakan yaitu smartphone sudah ditanamkan teknologi AI. Dengan AI gadget menjadi tahu apa yang biasa kita lakukan, apa yang kita pikirkan, dan apa rencana yang kita susun. Hal ini sudah ditemukan dalam OS Android 9 Pie.

Artificial Intelligence juga berhubungan dengan Machine Learning. Apa itu Machine Learning ? Machine Learning bisa dikatakan sebagai 'perintah' tertentu agar perangkat komputasi melakukan perbaikan ketika simulasi dan perhitungan terhadap data dan perintah tidak singkron sehingga perangkat sesegera mungkin memberikan 'perbaikan' atas 'kesalahan' tersebut.

5. Kolaborasi Informasi

Revolusi Industri 4.0 memberikan keuntungan tersendiri dalam hal efisiensi dan efektivitas kebijakan dan program. Hadirnya Revolusi Industri 4.0 memungkinkan terjadinya kolaborasi satu data satu peta dan open source. Dengan demikian antara pemerintah dan sektor swasta maupun antara swasta dengan pihak lainnya bisa memanfaatkan data yang sama untuk kebutuhan tertentu.

6. Membludaknya Bisnis Start Up dan Jasa Serta Munculnya Content Creator, Website Maker, Blogger/Vlogger, Instagrammer, Youtuber

Internet dan berbagai kemudahan yang diberikannya memberikan dampak terhadap sektor lapangan kerja. Bila dulu orang menjadikan ASN atau pegawai perusahaan dan perbankan sebagai profesi panutan, sekarang cara mencari uang mulai bergeser memanfaatkan hobby dan kreatifitas. Content Creator, Vlogger, Youtuber mulai dilirik sebagai profesi yang mengasyikkan, mencari uang sekaligus menyalurkan hobby. Media sosial seperti Instagram dan Youtube akan menjadi lahan basah. Bisnis berhaluan start up seperti toko online mulai diminati dan perlahan toko fisik kehilangan pelanggan.

Bahkan anda pun bisa memanfaatkan dunia digital untuk berbagai kebutuhan, misalnya situs jual beli kendaraan.. Contohnya start up Seva.id, salah satu dari sekian banyak marketplace jual beli mobil baru dan bekas terbaik di Indonesia.

7. Digital Marketing Semakin Dilirik

Digital Marketing adalah salah satu bentuk promosi dan pemasaran (sekaligus menjual) produk secara online. Digital marketing bisa dilakukan dengan memanfaatkan sosial media, membuat toko online sendiri dengan membuat website toko online, atau menggunakan fasilitas blog gratisan, serta membuat landing page.

Promosi menggunakan bahan fisik seperti spanduk, iklan di koran, menyewa sales, atau door to door yang memakan waktu dan biaya mengalami pergeseran dan transformasi dengan digital marketing yang bisa menjangkau semua tempat di bumi hanya lewat smartphone ditambah lagi biaya untuk internet marketing tergolong terjangkau saat ini dan mudah didapatkan.

Hambatan Dan Tantangan Teknologi Dan Bisnis Di Era Revolusi Industri 4.0

Cara Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri 4.0 adalah eranya persaingan global. Perlu diketahui sejak era industrialisasi (RI 1.0, RI 2.0) hingga era revolusi digital (RI 3.0) selalu saja ada tumbal, bahkan perusahaan raksasa sekalipun bubar. Ini disebabkan oleh ketidaksiapan di berbagai aspek dan sektor. Lalu bagaimana dengan Indonesia ? Berikut adalah beberapa hambatan yang sekaligus menjadi tantangan Indonesia agar bisa bersaing di era Revolusi Industri 4.0 :

1. Infrastruktur Jaringan Belum Memadai dan Belum Merata

Seperti diketahui, Indonesia masih tergolong rendah dalam hal konektivitas internet. Di Asia negara seperti Singapura, Korea Selatan, dan Jepang adalah negara-negara yang punya koneksi internet tinggi. Ini disebabkan karena mereka sudah punya infrastruktur jaringan yang mendukung akses internet cepat. 


2. Kurangnya Sumber Daya Manusia Yang Terampil Dan Siap Saing

Berdasarkan data hasil studi Institute Management Development (Swiss), peringkat daya saing SDM Indonesia berada di peringkat 45 dari 63 negara yang dijadikan objek riset. Sementara menurut studi Institute for Health Metrics And Evaluation (IHME) menyatakan bahwa kualitas SDM Indonesia berada di peringkat 131. Ini artinya perlu strategi khusus dan kebijakan tertentu baik dari penyelenggara negara maupun lembaga non pemerintah bagaimana agar Indonesia punya SDM yang berkualitas dan siap bersaing. 

3. Kebijakan Pemerintah Dan Isu Revolusi Industri 4.0 Belum Terinformasikan Ke Seluruh Lapisan Masyarakat

Terkait kebijakan Pemerintah, roadmap Making Indonesia 4.0 belum benar-benar tersosialisasikan secara merata di masyarakat. Selain itu kebijakan dan program tersebut belum benar-benar didukung dengan penganggaran yang optimal, serta belum benar-benar dilaksanakan dengan kesadaran penuh baik oleh pemerintah daerah maupun lembaga non pemerintah/swasta.

4. Banyak Perusahaan Masih Mempertahankan Old Fashioned Business dan Teknologi Gaya Lama

Cara berbisnis dalam Revolusi Industri 4.0 sangat berbeda dengan era sebelumnya. Masalahnya, cukup banyak perusahaan yang dikelola dengan gaya lama, padahal di era ini semuanya sudah serba terintegrasi dan terkoneksi. Contoh termudah bisa dilihat ketika bisnis retail dan toko fisik mulai beralih ke toko online. Pengguna gadget sudah mulai beralih mencari dan berbelanja barang melalui situs online shop.

5. Potensi Terkikisnya Budaya Lokal Dan Identitas Karena Teknologi

Dampak negatif dari Revolusi Industri 4.0 adalah potensi hilangnya identitas Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan kemajemukan serta terkikisnya nilai-nilai kebudayaan. Ini karena aktivitas memanfaatkan internet bagi pelajar jauh lebih mengasyikkan dibandingkan mengenali sejarah daerah dan adat istiadat di dalamnya.

6. Penerapan Teknologi vs Meningkatnya Jumlah Tenaga Kerja Yang Tidak Bekerja

Sudah bukan rahasia umum setiap kali ada kebijakan ketenagakerjaan berdampak pada tenaga kerja itu sendiri. Terlebih lagi bila penerapan teknologi secara massal dan massive di seluruh perusahaan, alhasil akan memberikan dampak lain yaitu meningkatnya angka pengangguran. Masalah ketenagakerjaan dan pengangguran adalah salah satu masalah terbesar di Indonesia, dan Pemerintah terus mencari formula yang tepat agar semua kepentingan terakomodir.

Tantangan-tantangan di atas punya keterkaitan serta hubungan saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Oleh karena itu diperlukan kiat dan strategi agar tantangan-tantangan tersebut bisa diminimalisir bahkan bisa menjadi potensi dan kekuatan baru Indonesia menghadapinya, sekaligus bersaing di kancah dunia.

Strategi Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Sukses Bisnis Digital Bersama Niagahoster

Lalu, bagaimana agar hambatan dan tantangan tadi bisa diatasi ? Melek teknologi tapi seimbang dengan kebudayaan lokal pastilah sangat berat.  Yang pasti ini bukan cuma tugas satu atau dua departemen saja, tapi juga butuh peran dari lintas sektor. Berikut adalah kiat dan stratregi yang bisa dilakukan baik oleh lembaga negara maupun warga masyarakat Indonesia sendiri untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. 

1. Kolaborasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Lembaga Non Pemerintah/Swasta

Agar siap menghadapi Revolusi Industri 4.0 sekaligus bisa mengantisipasi tantangan yang ada, maka kolaborasi adalah kata kunci yang perlu melekat dalam setiap kebijakan pemerintah. Ini disebabkan karena APBN sudah dibebankan untuk pos-pos tertentu sehingga seharusnya pihak non pemerintah juga perlu dilibatkan dalam hal penyediaan infrastruktur jaringan dan komunikasi yang memadai dan merata. Selain itu, pemerintah juga bisa membuat regulasi yang mengatur kewajiban setiap lembaga/perusahaan.

2. Revitalisasi Manufaktur Dan Buka Program Siap Kerja  

Selain kolaborasi lintas lembaga, pertimbangan lain adalah merevitalisasi kebijakan serta transformasi manufaktur sekaligus membuka peluang kerja seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia setelah sebelumnya mengikuti program pelatihan dan kursus intens di bidang internet dan digital. Jumlah penduduk Indonesia yang lebih 200 juta jiwa adalah potensi besar bagi pengembangan investasi di dunia digital. 

3. Memasukkan Revolusi Industri 4.0 Sebagai Bagian dari Kurikulum Pendidikan

Cukup banyak isu global yang belum atau tidak dimasukkan dalam ranah pendidikan, sehingga banyak pelajar atau mahasiswa yang tidak mengetahuinya atau tidak menyadari, termasuk Revolusi Industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 bisa dimasukkan dalam mata pelajaran TIK karena output terapannya sangat berhubungan dengan mata pelajaran ini.

4. Pengembangan Riset Dan Teknologi

Riset dan pengembangan teknologi sangat penting di era globalisasi. Faktanya, jumlah jurnal penelitian maupun referensi lainnya yang berkaitan (buku, majalah dsb) yang dihasilkan oleh Indonesia tergolong sedikit. Menurut Studi Central Connecticut State University-UNESCO 2016 menyatakan bahwa Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara objek studi dengan tingkat literasi rendah.

Oleh karena itu, memperbanyak literatur baik itu teori-teori seputar teknologi maupun karya atau produk hasil teknologi adalah salah satu langkah untuk membuat masyarakat Indonesia baik pelajar, mahasiswa maupun masyarakat umum mengetahui lebih banyak. Pemerintah bersama swasta bisa saling bahu membahu untuk pengembangan riset dan penelitian. Penelitian juga bisa melibatkan pelajar atau mahasiswa baik sebagai pelaku riset maupun sebagai objeknya.

Riset yang bisa dilakukan misalnya Peningkatan Pendapatan Kelompok Ekonomi Kreatif Berbasis Komunitas (PPMK) Melalui Digital Marketing dan Start Up.

5. Arahkan Pelajar/Mahasiswa Mengambil Kursus Internet Digital Secara Informal

Seperti diketahui, kurikulum pendidikan di Indonesia sering sekali berbenturan dengan waktu yang tersedia. Oleh karena itu sangat penting kiranya agar guru dan sekolah mengarahkan siswa mengambil kursus website, kursus App Maker, atau Graphic Design agar sedari awal punya bekal keterampilan.

Baca Juga : Kursus Website dan Digital Marketing Terbaik Saat Ini.

6. Kembangkan Potensi Dan Kreatifitas Pelajar : Datangkan Income Lewat Hobby

Ciri khas kaum milenial saat ini adalah pada sisi kreatifitas. Masalahnya tidak semua kreatifitas tersebut memberikan manfaat, baik dalam pengembangan diri maupun untuk mempersiapkan diri menghadapi masa depan. Dan, tidak semua pelajar/mahasiswa mau mendengarkan nasihat.

Oleh karena itu peran guru dan orang tua sangat diperlukan agar kreatifitas mereka terarah dan benar-benar memiliki manfaat serta punya modal agar siap menghadapi masa depan namun tetap tidak melupakan kebudayaan. Guru bisa menggiring ide teknologi dan budaya lokal agar seiring sejalan di era Revolusi Industri 4.0. Selain itu, guru dan orang tua juga perlu benar-benar mengetahui seperti apa kepribadian anak didiknya sehingga potensi yang tersimpan bisa keluar.

Sekarang banyak Youtuber atau Instagrammer yang berasal dari kalangan pelajar. Content Creator atau App Maker pun banyak yang masih SD. Itu karena mereka menyenanginya dan kemudian menjadi hobby. Mengingat persaingan kerja sangat tinggi, maka sejak dini mereka bisa diarahkan untuk semakin mengembangkan hobby-nya, misalnya dengan slogan 'dapat income karena senang belajar dan hobby'.

7. Mulai Beralih Pada Bisnis Berbasis Digital Dan Dorong UKM/UMKM Dengan Digital Marketing

Usaha mikro adalah salah satu benteng pertahanan ekonomi Indonesia. Usaha mikro Indonesia terbukti berhasil bertahan hingga saat ini ditengah kelesuan bisnis makro. Bila dibina dan dikembangkan dengan baik ekonomi kreatif justru akan menjadi kekuatan baru ekonomi dunia.

Sektor mikro juga bisa menjadi ladang yang potensial bagi tenaga kerja yang putus kontrak akibat kebijakan teknologi di perusahaan tempat sebelumnya dia bekerja. Selain itu sektor mikro bisa menjadi lapangan kerja baru bagi tamatan SMU/Universitas yang tidak berkesempatan menjadi pegawai.

Agar usaha mikro dan kegiatan ekonomi kreatif semakin punya nilai tawar tinggi, kelompok UKM/UMKM bisa dibantu pemasarannya dengan memanfaatkan fasilitas digital seperti website, blog, atau media sosial. Apalagi pemerintah juga sudah menerapkan kebijakan layanan digital bagi pelaku usaha kecil. UKM/UMKM bisa membuat landing page website agar produk mereka dikenal baik secara fisik maupun secara online, terlebih minat berbelanja secara online semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Cukup banyak perusahaan yang menawarkan layanan-layanan digital seperti pembuatan website, web hosting, domain, internet marketing, dengan harga terjangkau untuk pelaku UMKM. Salah satu yang sangat direkomendasikan yaitu Niagahoster.

8. Aktif Dalam Komunitas Digital dan Libatkan Pihak Ketiga

Membuat website, aplikasi maupun konten lainnya hanya sebagian kecil dinamika dalam Revolusi Industri 4.0. Sebagai contoh di kursus bahasa Inggris EF Adults saja sudah menggunakan aplikasi belajar bahasa Inggris online. Namun menguasai langkah-langkah dan tools membuat website serta App Maker tersebut bisa jadi modal awal untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. Bila sekolah tidak punya tenaga pengajar ahli di bidang tersebut, sekolah bisa membuka les tambahan khusus keterampilan dengan melibatkan pihak ketiga.

Seperti telah disinggung diatas, Revolusi Industri 4.0 itu sangat luas cakupan dan dampaknya, karena itu kontribusi dan peran serta aktif dari berbagai pihak sangat dibutuhkan agar masyarakat Indonesia paham dan mapan menghadapinya. Dalam hal ini pemerintah daerah, dinas terkait, sektor swasta, hingga guru dan orang tua bisa bekerja sama membentuk forum digital dan melibatkan pihak lain sebagai narasumber maupun kelompok pembina langsung bagi pelajar/mahasiswa yang tergabung dalam komunitas digital tersebut.

Misalnya Niagahoster, sebagai salah satu Hosting Terbaik penyedia domain murah di Indonesia saat ini. Niagahoster bisa berkontribusi dalam memberikan pelatihan serta tutorial internet dan digital. Selain itu sekolah juga bisa mengarahkan siswanya untuk mengakses informasi tips dan tutorial seputar teknologi dan informasi khususnya tentang internet dan digital dari Niagahoster di websitenya.

Sebagai informasi, Niagahoster adalah penyedia layanan hosting, domain, dan pembuatan website yang kredibel. Selain menyediakan layanan hosting, Niagahoster juga menyediakan layanan konsultasi secara online 24 jam. Niagahoster sangat mendukung edukasi di bidang IT dan pada saat yang bersamaan juga mendukung program pemerintah dalam hal layanan digital untuk UMKM.

Di era persaingan bisnis yang sangat tinggi saat ini, Niagahoster hadir melayani masyarakat. #BuildSuccessOnline Niagahoster mengajak masyarakat Indonesia baik profesional, pelaku usaha mikro dan ekonomi kreatif, pelajar, mahasiswa dan siapa saja untuk melek teknologi dan sukses bersama-sama dengsn layanan terbaik.

Baca Juga : Melek Teknologi Internet, Digital, Komputer Bersama Androbuntu

Tips Untuk Menjadi Pribadi Mumpuni dan Sukses Di Era Revolusi Industri 4.0

Lalu, sebagai personal, apa sih yang mesti dan bisa dilakukan di era revolusi Industri 4.0 ini  ? Mengingat semua bidang akan, sedang, dan sudah terintegrasi dengan teknologi maka beberapa hal ini bisa dilakukan untuk menyikapinya :

Tips Hadapi Revolusi Industri 4.0

a. Tanamkan Tekad Berani Keluar Dari Zona Aman

Selama ini hampir kebanyakan orang menyukai zona aman alias tidak menyukai tantangan di luar kebiasaannya. Padahal keluar dari zona aman menawarkan sesuatu yang berbeda, yaitu pengalaman. Bahkan bukan tidak mungkin keluar dari zona aman akan menentukan seperti apa kita di masa depan. Sebagai contoh, coba lihat Valentino Simanjuntak yang tadinya seorang lawyer sekarang malah jadi sukses di dunia entertainment dan manajemen sepakbola nasional (PSSI, red).

b. Perbanyak Referensi Tentang Apa Saja

Sosok-sosok multitalent adalah yang paling dicari di era Revolusi Industri 4.0. Artinya, ketika kamu hanya menguasai editing CMS berplatform blogspot tapi tidak mau menguasai PHP pada wordpress, kamu akan ditinggalkan karena sekarang yang bisa menguasai PHP MySQL, JS, web design sekaligus lebih banyak dicari. Demikian juga ketika kamu membuat blog hanya untuk menceritakan pengalaman pribadi tapi tidak menguasai digital marketing maupun landing page untuk membantu orang lain, kamu akan ditinggalkan. Memperbanyak referensi tentang topik digital akan membuat kamu berani keluar dari zona aman seperti yang dimaksud pada point a. Bagaimana caranya ? Manfaatkan masa menuntut ilmu di sekolah atau di kampus untuk 'nebeng' dengan kakak kelas/senior, bertanya pada mereka, dan mempraktekkannya. Kalau kamu seorang pegawai kantoran, kamu bisa bertanya dengan teman yang sudah sukses di profesinya.

c. Belum Dapat Kerja, Atau Bikin Lapangan Kerja ? 

Tingginya level persaingan dunia profesi menyebabkan banyak orang seolah-olah menunggu 'giliran'. Maksudnya disini adalah menunggu kapan ada informasi penerimaan pegawai baru memasukkan surat lamaran berikut CV. Okelah, hal yang lumrah pastinya karena tidak semua orang punya prinsip yang sama. Tapi waktu akan habis percuma toh ? Tidak ada salahnya mencoba bikin lapangan pekerjaan sendiri. Kalau kamu punya tekad seperti poin a, dan punya wawasan keterampilan seperti poin b, itu sudah bisa jadi modal kamu untuk mencari uang lewat buka usaha sendiri.

Kamu bisa mencoba menjalani usaha digital seperti desain logo online, atau menjadi konsultan pemasaran, SEO Analyzer dan masih banyak lagi. Untuk mendukung usaha ini, kamu bisa memanfaatkan fasilitas dan layanan internet untuk UKM/UMKM yang disediakan banyak web hosting contohnya Niagahoster. Semuanya harus dicoba bukan ?

d. Terapkan Metode ATM

Sudah tahu apa itu ATM ? ATM adalah salah satu istilah yang cukup tenar di dunia pemasaran. Saya mendapatkan istilah ini ketika masih bekerja sebagai seorang marketing di sebuah perusahaan penerbitan dan desain grafis, singkatan dari Amati, Tiru, lalu Modifikasi.

ATM bukan plagiat, karena metode ATM ini pada dasarnya adalah memodifikasi kesuksesan orang lain menjadi kesuksesan kita, dengan modal, produk, dan keterampilan yang kita punya. Ada ratusan hingga kisah sukses yang bisa kamu akses secara online di Google, mudah kan ?

e. Analisis Kemampuan Dengan Metode SWOT

Apa itu SWOT ? Kalau kamu pernah ikut kegiatan-kegiatan organisasi di sekolah atau di kampus pasti kenal dengan istilah SWOT ini.

SWOT adalah istilah untuk menganalisis peta kekuatan dan kelemahan. Lewat analisis SWOT ini kamu bisa mengatahui apa sebenarnya kekuatan kamu (S=Strength/kekuatan), apa kelemahan yang menjadi ganjalan untuk berhasil (W=Weakness/kelemahan), apa dan bagaimana kesempatan yang bisa didapatkan untuk menguji kemampuanmu (O=Oportunity/kesempatan), serta apa saja hambatan-hambatan yang mengganjal yang akan membuat kamu gagal serta bagaimana mengatasinya (T=Threat/hambatan).

f. Mulailah Berinisiatif, Kreatif, dan Berguna Bagi Orang Lain

Kebanyakan orang sering bermasalah dengan inisiatif, lebih suka menunggu. Kalau kamu perhatikan poin a hingga e, semuanya bermuara pada mental dan keseharian kita, yaitu inisiatif. Tidak tahu kapan harus memulai. Maka mulailah berinisiatif, dimulai dari hal-hal paling mendasar : dari diri sendiri, dibarengi dengan kreatifitas. Satu hal yang perlu diingat dan perlu ditanyakan pada diri sendiri : "siapakah saya, apa guna saya bagi orang lain ? ".

Kamu juga bisa mulai berinisiatif mendapatkan pencerahan lewat forum-forum yang kamu sukai, berinteraksi dengan orang lain yang sudah terlebih dulu sukses. 

Kesimpulan

Nah, itulah gambaran tentang Tantangan dan Kiat Untuk Menghadapi Revolusi Indsutri 4.0. Pastinya, bila setiap kita tidak melek dengan isu Revolusi Industri 4.0 akan membawa kita ke ceruk terbawah pusaran ekonomi global. Dan kita akan semakin tertinggal. Maka dari itu, yuk kita semakin mempersenjatai diri dengan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kita, juga mengajak masyarakat sekaligus memberikan informasi yang bermanfaat seputar isu teknologi dan internet lewat konten-konten di blog maupun di media sosial kita.

"Trend Teknologi Serta Kiat Menghadapi Tantangan Revolusi Industri 4.0"
ditulis oleh : Roben Haranja-Admin/Author of TeknoPlug.com

Suka Teknologi