Laptop AI 2025 ASUS Vivobook S14: Adaptif, Efisien, dan Cerdas

Laptop AI. Laptop yang sudah ada teknologi kecerdasan buatan di dalamnya. Itu laptop yang kamu butuhkan di 2025 ini untuk membangun usaha jasa editing musik kekinian. Sekarang ada laptop yang bisa mendeteksi aplikasi berat, dan secara otomatis memprioritaskan performa. Bahkan bisa prediksi kapan kamu perlu charging, dan kapan kamu butuh boost performa”. Demikian kata seorang editor musik lokal di kota saya yang tergolong senior akhir tahun lalu.

Rekomendasi laptop AI di 2025 dari sang editor beserta penjelasannya tentang editing musik bertepatan dengan job membuat komposisi lagu tanpa generator AI dengan bayaran tinggi dari advertiser yang saya dapatkan di sebuah platform marketplace khusus job digital. Ya, job dan rekomendasi laptop terbaik yang membuat arah mimpi saya berubah. Yang tadinya hanya ingin fokus sebagai full time blogger dan digital freelancer, ke usaha jasa editing musik milik sendiri.

Laptop AI adalah istilah yang belakangan ini semakin sering saya dengar. Saya bukan tipe orang yang langsung latah mengikuti tren, tapi saya juga tidak mau ketinggalan perkembangan penting—terutama kalau itu menyangkut produktivitas dan efisiensi kerja.

Yang membuat saya tertarik adalah bagaimana laptop AI bisa bekerja “di balik layar”: mengatur prioritas tugas background, mengelola suhu perangkat, mempercepat proses rendering, dan bahkan bisa membantu dalam pembuatan konten dengan fitur berbasis kecerdasan buatan seperti AI art generator, AI audio mixer, atau bahkan AI transkrip otomatis. Fitur-fitur ini dulunya hanya tersedia di software mahal dan PC berkapasitas besar. Kini, semua itu mulai tersedia dalam laptop tipis dan ringan.

Akhirnya saya sadar, AI bukan lagi fitur tambahan. Artificial Intelligence (AI) adalah jantung dari laptop masa kini. Dan ternyata pula, saya membutuhkan laptop yang sekaligus berperan sebagai partner kerja yang adaptif, efisien, dan cerdas, bisa mengerti gaya kerja saya, bisa menyesuaikan diri, dan tetap mendukung saya kapan pun dan di mana pun. Di era yang penuh perubahan dan tantangan ini seperti sekarang, saya rasa kita semua butuh satu hal yang sama: perangkat yang pintar.

Saya akan menceritakan mengapa pelajar, mahasiswa, profesional, maupun kreator konten kini membutuhkan laptop AI, dan apa laptop AI terbaik dengan kualitas maksimal untuk beragam kebutuhan sekaligus sebagai partner kerja yang adaptif, efisien, dan cerdas.

laptop ai terbaik

Flashback: Dari Pendamping Program Ke Full-Time Blogger dan Freelancer

Kita tidak bisa memungkiri bahwa kepemilikan aset menjadi salah satu senjata andalan bagi siapa saja dalam situasi tertentu, misalnya saat terdesak biaya di tengah kesulitan ekonomi. Bila pengusaha punya bangunan sebagai aset yang bisa digadaikan, maka saya "hanya" punya aset digital.

Aset digital yang saya miliki cuma beberapa buah blog dan website, namun itu sangat berarti buat saya dan keluarga melanjutkan hidup setelah saya purna tugas sebagai tenaga pendamping di sebuah Kementerian pada Maret 2023 lalu.

Saya masih ingat malam itu, satu bulan setelah "tidak bekerja" lagi. Saya duduk di ruang tengah rumah menatap layar kosong, lampu temaram, hanya ditemani suara lagu-lagu nostalgia tahun 90'an bervolume kecil dari aplikasi di laptop. Tidak ada tugas membuat gambar desain perencanaan penataan lingkungan dan desain bangunan. Tidak ada focus group discussion bersama masyarakat dan unsur pemerintah. Tidak ada gaji masuk.

Di saat itulah, kenyataan datang menghantam pelan-pelan: tidak ada kepastian tentang keberlanjutan program, sementara saya tidak punya sumber pendapatan alternatif. Sementara tabungan menipis, dan saya adalah kepala keluarga yang harus tetap bertahan. Saya harus mendapatkan penghasilan. Tapi dengan apa?

Beruntung, saya masih aktif mengelola blog dan website tersebut yang sudah saya miliki sedari masih aktif bekerja. Blog adalah tempat saya menulis semua ide atau pembelajaran yang saya dapat di lapangan. Kadang cerita lucu dari desa, kadang ulasan teknologi sederhana. Bahkan dari blog, salah satunya blog ini (TeknoPlug), saya memenangkan beberapa lomba menulis yang saya ikuti, serta mendapatkan tawaran kerja sama dari beberapa mitra untuk menulis di websitenya. Hanya saja, itu hanya kesibukan di waktu luang. Bukan profesi utama, bukan pula penghasilan utama.

Namun kini, blogging sudah menjadi profesi dan penghasilan utama. Berbekal motivasi dari teman yang telah terlebih dulu resign dari tempat kami bekerja dan kini sukses punya usaha percetakan digital di kota saya, serta motivasi dari istri pastinya, sejak 2023 saya memutuskan untuk menekuni full time blogger.

Saya mulai menulis lagi, lebih serius. Mencoba membangun audiens. Saya surfing di search engine maupun di media sosial tentang tutorial menulis yang efektif menarik audiens, termasuk mempelajari SEO hingga cara menghasilkan uang dari tulisan. Saya juga mempelajari tutorial menggambar desain menggunakan Corel Draw.

laptop ai terbaik
Dashboard salah satu platform marketplace bagi blogger dan advertiser jual beli backlink website (sumber: TeknoPlug)

Untuk meningkatkan peluang mendapatkan job online serta mengoptimalkan penghasilan, saya bergabung ke beberapa marketplace, termasuk sebuah marketplace backlink terpercaya.

Hasilnya cukup lumayan untuk mengganti biaya listrik dan kuota sebulan, meskipun saya sadar itu tidak cukup memenuhi semua kebutuhan di rumah.

laptop ai terbaik
Tampilan home salah satu platform marketplace yang saya ikuti untuk mendapatkan job online (sumber: TeknoPlug)

Menjadi blogger dan freelancer mirip seperti pedagang: kadang orderan melimpah dalam sehari, namun dalam sebulan dagangan tidak dilirik sama sekali meskipun sudah discount besar.

Flashback: Menjajal Music Editing dan Mimpi Merintis Usaha Kreatif

Salah satu orderan digital yang upahnya cukup menggiurkan adalah membuat komposisi musik. Saya tumbuh dengan gitar dan piano kala masih di bangku SMP. Musik adalah bahasa pertama yang pernah membuat saya merasa bebas. Bahkan saya pernah merasakan sebagai pemusik dan penyanyi panggilan, maupun juri lomba musik. Tapi hidup dan tanggung jawab membuat saya menjauhinya.

Saya pernah berasumsi bahwa mengedit musik itu mudah, apalagi mengedit musik kini bisa dilakukan di smartphone melalui aplikasi-aplikasi editor musik yang bisa diunduh. Namun akhirnya saya menyadari bahwa proses mengedit lagu akan lebih optimal bila di laptop. Dan ternyata lagi, butuh waktu hampir sebulan untuk menyelesaikan orderan itu setelah berjuang mencari-cari tutorialnya, menginstal software-software yang relevan hanya untuk meng-uninstallnya karena laptop saya terasa berat.

Meskipun advertiser cukup baik hati menolerir revisi dengan bayaran (menurut saya) luar biasa tanpa dipotong, saya sadari bahwa saya tidak punya skill editing musik yang mumpuni. Hal ini membuat saya penasaran dan semakin tertarik untuk terus mencobanya, apalagi upah untuk jasa membuat notasi lagu dan edit musik tergolong besar. Satu karya nilainya jauh lebih besar dibandingkan membuat puluhan artikel atau menjual beberapa backlink website.

Sejujurnya ketika mengerjakan orderan membuat lagu tersebut, saya tidak tahu harus mulai dari mana. Istilah DAW (Digital Audio Workstation), plugin VST, equalizer, kompresor—semuanya terdengar seperti bahasa asing. Saya pun mulai mencari komunitas di kota saya, sampai akhirnya saya bertemu seorang editor musik lokal yang berpengalaman. Kami duduk di warung kopi sederhana, dan dari obrolan itu saya seperti membuka pintu ke dunia baru. Ia bilang, menjadi editor musik tidak hanya soal “merasa punya selera”, tapi juga soal ketekunan teknis. Saya harus belajar mengenali frekuensi suara, memahami struktur lagu, mengatur panning, mixing, mastering, bahkan menghindari clipping.

Ia menunjukkan laptopnya yang sudah penuh dengan software seperti Ableton Live, Logic Pro X, dan FL Studio. Ia bilang, editing musik modern bukan lagi butuh studio besar dengan alat segunung. Yang dibutuhkan adalah laptop yang benar-benar kuat, dan—kalau bisa—punya kemampuan AI.

Saya harus belajar ulang, beradaptasi dengan tools baru. Saya mulai tergoda untuk mencari nafkah dengan menjual jasa editing musik, selain tetap menjadi blogger dan digital freelancer. Dan saya butuh laptop yang bukan hanya kuat, tapi juga cerdas—yang tahu saat saya butuh dibantu, dan siap mendukung saya kapan pun.

Kenapa Laptop AI di 2025 Adalah Jawaban Untuk Saya?

Ada beberapa hal menarik dari diskusi saya dengan sang editor tersebut, yaitu alasan mengapa saya membutuhkan laptop dengan fitur-fitur AI terbaru.

Hadirnya asisten percakapan AI seperti ChatGPT, Deep Seek, hingga Microsoft Copilot, disertai maraknya aplikasi-aplikasi otomatisasi berbasis kecerdasan buatan seperti image generator dan music generator, serta meningkatnya jumlah perusahaan yang menggunakan perangkat-perangkat berteknologi AI, seolah mempertegas bahwa cara kita bekerja, belajar, bahkan bersantai, mulai bergantung pada teknologi yang bisa menyesuaikan diri dengan kita.

Dampaknya cukup positif. Menurut penelitian Exploding Topics, dilansir dari National University, 77% perusahaan menggunakan atau mengeksplorasi penggunaan AI dalam bisnis mereka, serta 83% perusahaan mengklaim bahwa AI adalah prioritas utama dalam rencana bisnis mereka. Masih dari Exploding Topics, data menunjukkan bahwa AI memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas karyawan sekitar 40% pada tahun 2035. Alasannya, teknologi AI bisa memahami apa yang mereka butuhkan, dengan metode dan trik tertentu pastinya.

Tidak hanya pada dunia bisnis, teknologi kecerdasan buatan juga memainkan peran penting bagi dunia pendidikan dan creative writing. Contohnya Monica AI dan WebChatGPT yang bisa menghasilkan artikel otomatis, hingga Gemini AI dari Google yang bisa menghasilkan gambar sesuai perintah.

Intinya, AI telah memberikan dampak yang dramatis di seluruh dunia, mendorong kemajuan dalam segala hal, sekaligus pergeseran pola kerja.

Saya juga melihat pergeseran besar dalam mindset orang-orang produktif masa kini. Dulu, punya laptop dengan RAM besar dan SSD cepat sudah cukup. Tapi sekarang, itu belum tentu cukup. Semakin banyak literasi tentang kecerdasan buatan yang saya baca, semakin saya yakin bahwa kita juga butuh laptop yang bisa menganalisis kebiasaan pengguna, memprediksi kebutuhan software, bahkan bisa mengoptimalkan performa baterai secara otomatis berdasarkan pola kerja harian.

Saya ingat momen ketika saya membuka lima aplikasi editing sekaligus sambil browsing referensi lagu, dan tiba-tiba semuanya melambat. Frustrasi. Saya sadar, itu bukan karena saya terlalu ambisius, tapi karena perangkat saya tidak cukup pintar untuk mengikuti saya.

Menurut laporan dari Statista, di akhir tahun 2024 penggunaan perangkat berbasis AI di sektor konsumen meningkat lebih dari 35% dibanding tahun sebelumnya, dan segmen terbesar pertumbuhannya justru datang dari perangkat portabel seperti laptop berteknologi AI. Bahkan menurut IDC Research, 61% pengguna laptop saat ini mulai memilih perangkat yang memiliki fitur AI terintegrasi karena mampu membantu dalam multitasking berat, seperti editing video, pengolahan musik, hingga pengaturan dokumen dalam jumlah besar.

Sebagai seseorang yang mulai mendalami dunia kreatif digital, ini jelas bukan angka yang bisa saya abaikan.

Peran Kecerdasan Buatan Dalam Membuat Komposisi Musik

Dalam dunia music editing, kecerdasan buatan juga semakin mendapat tempat. Saat ini ada banyak platform dan aplikasi berbasis AI yang bisa dimanfaatkan untuk membuat musik dan lagu sendiri, misalnya Suno. Dengan membuat perintah dalam bentuk prompt text, aplikasi akan menghasilkan musik secara otomatis.

Tapi saya memilih mengedit musik di aplikasinya langsung, seperti FL Studio. Ini karena software ini bisa terhubung ke alat musik dan perangkat untuk editing. Apalagi jenis suara alat musik, style, dan aransemen pada website atau aplikasi AI music generator masih terbatas. Ada yang agak lengkap, namun tidak gratis.

Selain itu, pada AI music generator kita tidak sepenuhnya berekspresi dan berimprovisasi menotasikan melodi. Sementara bila melalui software editor seperti FL Studio di laptop, kita bisa membuat melodi dan aransemen sendiri melalui alat musik seperti sinthyzer atau MIDI yang sudah terhubung untuk recording dan diolah.

laptop ai terbaru
Tampilan home software FL Studio (sumber: TeknoPlug)

Apalagi saat ini FL Studio juga sudah didukung kecerdasan buatan versinya sendiri, yang dapat menganalisis data, mempelajari pola musik, dan bahkan menghasilkan harmoni, ritme, dan melodi. Teknologi ini dapat digunakan untuk membantu komposisi, desain suara, mixing, mastering, dan banyak lagi.

FL Studio dapat dipasangkan dengan alat AI yang menyarankan melodi dan harmoni baru. Contohnya Captain Plugins oleh Mixed In Key, dapat menghasilkan rangkaian akord dan melodi yang dapat kita seret dan jatuhkan ke gulungan piano FL Studio, menawarkan alur kerja komposisi berbantuan AI yang lancar.

Plugin seperti Orb Composer S, yang dapat digunakan dengan FL Studio, menawarkan alat komposisi bertenaga AI yang memberi serangkaian opsi bagi editor untuk mengembangkan ide musiknya. Desain suara dengan AI memungkinkan editor memodifikasi dan menciptakan suara baru dengan memahami dan memanipulasi karakteristik suara yang ada.

Masih banyak lagi peran AI, dalam hal ini pada software-software music composer atau music editor seperti FL Studio, dalam mengkomposisikan lagu atau musik. Jadi, AI adalah untuk meningkatkan kreatifitas kita, bukan menggantikannya.

Terdengar rumit. Tapi saya optimis saya bisa menguasai software ini.

Saya bertanya, “Apa yang dibutuhkan agar saya bisa mengedit musik dengan lancar?” Dia menjawab dengan sangat teknis, tapi jelas:

  • Minimal RAM 16GB, agar bisa membuka banyak track dan plugin tanpa lag.
  • Prosesor cepat (Intel i7/AMD Ryzen 7 atau setara) agar rendering dan export cepat.
  • Storage SSD, karena kecepatan baca/tulis penting untuk sample dan file besar.
  • Layar tajam dengan akurasi warna, penting untuk editing visual dan video juga.
  • Koneksi audio yang stabil
  • PC yang sudah memiliki teknologi AI, serta dukungan software AI yang terintegrasi langsung.

AI PC adalah personal computer atau komputer pribadi (PC) yang dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), yang memungkinkan PC dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia untuk mempercepat proses kerja, antara lain memahami gambar, mengenali suara, memberikan saran secara otomatis, mengelola dan mengoptimalkan penggunaan daya, mengelola aplikasi agar lebih efisien, maupun mendeteksi ancaman keamanan secara real-time, hingga menganalisis data.

Ada beberapa hal yang membedakan PC atau laptop AI dengan PC biasa.

Pertama, laptop AI dapat memahami dan mempelajari data, serta menyesuaikan diri dengan kebiasaan penggunanya. Misalkan, AI PC dapat memprediksi aplikasi apa yang akan digunakan pengguna selanjutnya atau mengoptimalkan kinerja berdasarkan cara menggunakan komputer. Sementara pada laptop biasa, semua tindakan bergantung pada perintah langsung dari pengguna.

Berikutnya, dari sisi otomatisasi dan efisiensi, laptop AI bisa mengotomatisasi banyak tugas, seperti mengatur memerlukan intervensi manual untuk sebagian besar pengaturan dan pemeliharaan. Pengguna harus secara aktif mengelola dan menjalankan proses pemindaian atau pembaruan.

Ketiga, berdasarkan interaksi pengguna, laptop AI memiliki fitur interaksi yang lebih canggih, serta kemampuan untuk berkomunikasi secara lebih natural dan personal dengan penggun. Contohnya asisten virtual yang dapat memahami perintah suara atau teks. Sedangkan laptop biasa umumnya terbatas pada input tradisional seperti mouse, keyboard, dan perintah sederhana. Tidak memiliki interaksi yang cerdas.

Berdasarkan optimalisasi dan kinerja, laptop AI menggunakan AI secara berkelanjutan dalam menganalisis dan mengoptimalkan kinerja perangkat keras dan perangkat lunak, sehingga dapat bekerja lebih efisien dalam berbagai kondisi. Sebaliknya dengan laptop biasa, yang bergantung pada pengaturan default dan konfigurasi manual tanpa kapasitas yang dinamis dalam menyesuaikan kinerja berdasarkan analisis yang mendalam.

Dengan kata lain, laptop AI menawarkan pengalaman yang lebih pintar, adaptif, dan otomatis daripada dengan laptop biasa yang mengandalkan perintah langsung dari pengguna tanpa kemampuan belajar atau analisis yang cerdas.

Kembali ke membuat komposisi dan editing musik, kenapa saya harus mempertimbangkan laptop AI?

Saya Butuh Laptop yang Bisa Mengerti Ritme Kerja Saya

Menurut sang editor, karena saya sering bekerja larut malam serta membuka banyak aplikasi sekaligus: DAW, browser, editor gambar, dan notes, laptop biasa akan sering kewalahan. Laptop AI bisa mendeteksi beban kerja dan otomatis mengalokasikan tenaga ke aplikasi yang saya pakai paling intens. Saya tidak perlu lagi menjadi “manajer teknis” perangkat saya. Laptopnya yang ngatur sendiri.

Saya Butuh Laptop yang Bisa Belajar dari Kebiasaan Saya

Laptop AI modern bisa mempelajari aplikasi apa yang paling sering saya buka, kapan biasanya saya mulai bekerja, dan seperti apa pola kerja saya. Fitur ini bukan gimmick. Ini membuat startup app jadi lebih cepat, dan daya tahan baterai jadi lebih lama karena tidak mengaktifkan hal-hal yang tidak saya pakai.

Saya Butuh Rendering Musik yang Cepat

Proses mixing dan mastering kadang harus diulang berkali-kali. Waktu tunggu saat rendering bisa menguras semangat. Laptop AI dengan prosesor pintar bisa memprioritaskan proses ini, bahkan bisa mempercepat dengan pemrosesan berbasis neural engine, terutama saat memakai plugin berbasis machine learning.

Saya Butuh Bantuan dalam Proses Belajar

Saya tidak punya mentor 24/7. Tapi laptop AI bisa jadi asisten pembelajaran. Mulai dari transkrip otomatis, rekomendasi setting plugin, hingga integrasi dengan tutorial interaktif. Ketika saya bingung, AI bisa memberi jalan. Seperti ada teman satu meja kerja yang tidak pernah lelah.

Saya Butuh Keamanan dan Backup Otomatis

File musik bisa besar dan berharga. Saya sudah dua kali kehilangan project penting karena lupa backup. Laptop AI sekarang bisa mengatur backup otomatis berdasarkan frekuensi pengeditan file. Bahkan ada fitur auto-sync ke cloud saat koneksi stabil. Jadi saya bisa lebih tenang.

Saya Butuh Baterai yang Pintar

Menurutnya, saya memiliki mobilitas tinggi. Karena itu laptop AI adalah perangkat yang tepat karena bisa mempelajari kapan saya butuh performa penuh dan kapan saya bisa hemat daya. Ini bukan cuma soal baterai tahan lama, tapi soal daya tahan hidup sebagai kreator fleksibel.

Saya Butuh Multitasking Tanpa Gangguan

Pernah saya coba edit musik sambil buka Zoom, sambil browsing referensi musik dari YouTube. Laptop saya freeze. AI pada laptop baru bisa mengelola proses dengan pintar: memprioritaskan apa yang terlihat di layar, dan menurunkan beban aplikasi di background. Smooth dan stabil.

Saya Butuh Alat yang Bisa Saya Andalkan Saat Live Streaming atau Rekaman

AI bisa membantu dalam manajemen noise, otomatisasi volume, bahkan real-time monitoring tanpa delay. Hal-hal teknis seperti ini dulu butuh alat tambahan. Sekarang, bisa dilakukan dari laptop—jika laptop itu cukup pintar.

Saya Butuh Ruang Penyimpanan yang Efisien

Laptop AI bisa mendeteksi file yang jarang dipakai dan menyarankan pembersihan otomatis atau kompresi. Bahkan bisa mengatur penyimpanan cloud dengan algoritma cerdas, supaya saya tidak kebingungan saat kapasitas hampir penuh.

Saya Butuh Satu Laptop untuk Semua Peran Saya

Karena saya adalah blogger, yang juga berperan sebagai editor pemula, sekaligus pula terbiasa mengerjakan berbagai tugas harian, saya tidak bisa beli satu laptop untuk tiap peran. Laptop AI harus cukup kuat untuk mendukung semuanya—dan cukup cerdas untuk menyesuaikan kapan saya sedang menulis, kapan saya sedang bikin beat, dan kapan saya sedang istirahat.

Saya Butuh Alat yang Bikin Saya Merasa “Didukung”

Menurut si editor, yang saya cari bukan hanya performa. Tapi rasa aman, rasa dibantu, dan rasa bahwa saya tidak sendirian. Di tengah transisi hidup yang tak mudah, saya butuh perangkat yang seperti teman. Yang tidak hanya menunggu perintah, tapi juga memberi solusi sebelum saya bertanya.

“Kamu butuh laptop ASUS yang sudah berteknologi kecerdasan buatan.” Demikian rekomendasinya.

ASUS, merk laptop kenamaan asal Taiwan berlogo Pegasus (entitas legendaris di era Yunani Kuno), mengingatkan saya pada laptop pertama yang saya beli di tahun 2011. Meskipun tidak tipis dan berbobot cukup berat, laptop tersebut cukup tangguh untuk menyelesaikan beragam tugas dan hiburan saat itu. Meskipun tidak lagi saya gunakan karena spesifikasinya sudah tidak relevan untuk kebutuhan mobilitas yang semakin tinggi, software yang semakin berkembang, dan bidang tugas yang meluas, namun laptop yang saya beri gelar Si Biru itu sukses mendapatkan tempat istimewa.

laptop ai terbaru
Bersama ASUS A43s, laptop pertama yang saya beli tahun 2011 lalu (sumber: TeknoPlug)

Namun ASUS, yang juga terkenal karena kepeduliannya pada perubahan iklim dan keberlanjutan lingkungan (dengan meraih penghargaan SEAL untuk Inisiatif Lingkungan 2024 dan Carbon Clean200), terus berinovasi untuk mempermudah penggunanya menyelesaikan pekerjaan, menjaga mobilitas, sekaligus meningkatkan produktivitas, dengan setiap tahun merilis berbagai perangkat komputasi memanfaatkan energi terbarukan sesuai kebutuhan pengguna dan penggunaan, mulai perangkat gaming, editing, hingga perangkat yang diperkaya dengan teknologi AI.

Salah satu terobosan terbaru ASUS, Brand Notebook No.1 di Indonesia yang memberikan layanan Perfect Warranty dan Perfect Waranty VIP bagi pengguna yang mengalami kerusakan produk laptop dan monitor mereka (diluar garansi standar dan kelalaian), adalah merilis tiga varian laptop AI 2025 dari keluarga Vivobook S Series, keluarga laptop ASUS yang cukup populer.

laptop ai terbaru

Yang lebih menarik lagi, ketiga model laptop AI Vivobook S14 ditenagai dapur pacu yang berbeda dan membawa keunggulan tersendiri. Bagi saya yang sedang membangun karier dari rumah, kadang mobile, kadang multitasking berat, punya pilihan ini seperti diberi tiga jalan yang semuanya menjanjikan. Yang perlu saya lakukan hanyalah memilih mana yang paling cocok untuk perjalanan saya.

Tiga model laptop AI terbaru ASUS di 2025 tersebut yaitu Vivobook S14 (S3407QA) yang ditenagai prosesor Qualcommm, ASUS Vivobook S14 (S3407CA) dengan prosesor Intel, dan Vivobook S14 (M3407HA) dengan dapur pacu AMD.

"Hadirnya Vivobook S14 ini menegaskan posisi ASUS sebagai brand yang tak hanya menghadirkan teknologi, tapi juga pengalaman pengguna yang lebih relevan guna mendukung produktivitas sehari-hari" (Jimmy Lin-ASUS Southeast Asia Regional Director saat launching varian laptop AI ASUS Vivobook terbaru, 15 Mei 2025)

Baik Vivobook S14 (S3407QA), S14 (S3407CA), maupun Vivobook S14 (M3407HA), telah dibekali dimensional (31.52 x 22.34 x 1.59 ~ 1.79 cm) dengan kapasitas baterai 70Whrs yang bisa diajak beraktivitas seharian, serta BacklitChiclet Keyboard untuk menyokong produktivitas penggunanya.

Kehadiran tiga varian Laptop AI 2025 ASUS Vivobook S14 tentu memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk memilih perangkat yang cocok sesuai keperluannya. Apalagi ASUS Vivobook S14 (S3407QA) yang ditenagai oleh prosesor Qualcomm didukung pula dengan NPU (neural processing unit) dengan kinerja mengolah fitur AI hingga 45+ TOPS (trillion operations per second).

Teknologi Neural Processing Unit (NPU) adalah salah satu inovasi terkini dalam dunia komputasi. Dengan meningkatnya penggunaan aplikasi-aplikasi berbasis kecerdasaran buatan, integrasi AI ke dalam perangkat PC memberikan solusi sekaligus pondasi kebutuhan komputasi yang serba kompleks di masa depan. Secara teoritis NPU dengan nilai TOPS yang semakin tinggi, memiliki kemampuan mengolah yang mulus.

Salah satu tantangan dalam pengintegrasian AI dan PC adalah performa perangkat yang seringkali dikorbankan dengan konsumsi daya yang cukup besar, mengingat pemrosesan prompt dari text menjadi data yang diinginkan pengguna, misalnya perintah untuk membuat gambar, membuat coding untuk website, hingga membuat lagu orisinil, memberikan beban pemrosesan yang tinggi dan daya yang juga besar.

Keberadaan NPU pada laptop dapat mengurangi ketergantungan pada CPU dan CPU. Dan menurut saya, ASUS tidak hanya mempertimbangkan keseimbangan antara beban kerja CPU dan GPU, tapi juga mengoptimalkan kinerja laptop dengan daya yang lebih hemat, sekaligus membantu penggunanya meningkatkan kreatifitas serta menjaga produktivitas melalui laptop-laptop yang terintegrasi kecerdasan buatan. Contohnya tiga varian terbaru Vivobook S14 ini.

Namun, Vivobook S14 M3407HA sangat menarik perhatian saya. Menurut saya, laptop AI ASUS terbaru tersebut menawarkan beberapa hal yang bisa membantu mewujudkan impian saya.

Bukan saya ingin membandingkan antara ketiganya. Tapi seperti lirik lagu "Selvi" ciptaan Sarman Walla yang dipopulerkan The Boys Trio tahun 20108 lalu: Ini hati yang bicara, bukan mulut yang berkata...

Yup, kalau sudah nyaman dan betah pada pandangan pertama, pasti susah ke lain hati. Seperti halnya pertama kali saya memiliki laptop ASUS dulu.

Perlu diingat, bahwa ketiga model laptop AI terbaru dari ASUS ini bukanlah laptop khusus gaming karena dirancang untuk produktivitas harian, mobilitas, kreatifitas, maupun hiburan, meskipun masih bisa digunakan untuk memainkan sejumlah game ringan bagi pengguna seperti pelajar, mahasiswa, kreator konten maupun pelaku industri kreatif seperti saya.

Apa saja fitur, spesifikasi, dan keunggulan ASUS Vivobook S14 M3407HA yang membuat saya kepincut? Yuk simak terus...

Belajar dan Bekerja Dengan ASUS Vivobook S14 M3407HA

Kalau boleh jujur, awalnya saya hanya membutuhkan laptop yang bisa menjalankan FL Studio tanpa nge-lag. Tapi saat melihat apa yang ditawarkan ASUS Vivobook S14 AI 2025, saya mulai berpikir lebih jauh: bagaimana kalau saya bisa punya laptop yang bukan hanya mendukung pekerjaan saya hari ini, tapi juga siap untuk pekerjaan-pekerjaan dan impian besar saya tahun depan: memiliki usaha editing musik sembari tetap menjadi digital freelancer?

Dan inilah beberapa alasan saya melirik ASUS Vivobook S14 M3407HA untuk menjadi partner kerja sekaligus membantu mewujudkan mimpi saya.

🎨Warna dan Desain Simpel, Elegan, dan Serius

laptop ai 2025
ASUS Vivobook S14 M3407HA memiliki bodi ramping, ringan, namun tahan banting sehingga mudah dibawa kemana saja (ilustrasi: TeknoPlug)

Pertama kali saya melihatnya di situs resmi ASUS, saya tahu ASUS Vivobook S14 M3407HA (AMD) bukan laptop biasa. ASUS merilis dua varian warna laptop AI Vivobook S14 M3407HA, yaitu Matte Gray (M3407HA-VIPS7111M) dan Cool Silver ( M3407HA-VIPS7112M). Kedua pilihan warna ini memberi kesan kalem dan profesional. Bukan yang mencolok, tapi justru itulah pesonanya. Seperti mengatakan, “Saya mungkin tenang, tapi saya tahu apa yang saya lakukan.”

Desainnya ramping dan ringan. Dengan berat hanya 1,4 kg dan ketebalan sekitar 1,59 cm, saya bisa membawa laptop ini ke mana saja. Pagi saya bisa kerja di ruang tamu, siang di kafe kecil dekat rumah, malam di studio mini teman. Tidak ada beban. Tidak ada repot.

Tapi jangan tertipu dengan bodinya yang ramping. ASUS sudah menyematkan sertifikasi MIL-STD 810H yang merupakan standar militer, yang artinya laptop dengan yang dibalut double metal chasis ini tahan banting secara literal. Terjatuh ringan dari tas, guncangan saat dibawa naik motor, atau suhu ekstrem saat saya duduk di luar ruangan bukan masalah.

Dengan backlit chiclet keyboard, masih bisa produktif dalam situasi cahaya minim (ilustrasi: TeknoPlug)

Selain itu, laptop yang menggunakan backlit chiclet pada keyboardnya ini telah mengalami perluasan pada bagian Touchpadnya. Hadirnya backlit chiclet akan mempermudah pengguna beraktivitas di atas keyboard dalam situasi ruangan kurang pencahayaan. Hal ini memberikan dampak pada kenyamanan, kemudahan mengontrol, serta gerakan jari dan tangan yang lebih mudah.

Uniknya, Touchpad ini menawarkan pengalaman yang lebih intuitif bagi pengguna, karena setiap arah gerakan memiliki fungsi yang berbeda. Contohnya, Touchpad sebelah kiri berfungsi untuk mengontrol volume suara secara vertikal. Sementara bagian kanannya berfungsi untuk mengontrol kecerahan layar. Sedangkan Touchpad bagian atas berfungsi mengontrol playback video.

Dengan Vivobook S14 M3407HA di tangan, saya tidak akan merasa khawatir membawa laptop ini ke mana pun. Ia mendukung mobilitas saya sebagai kreator digital, baik di ruangan dengan cahaya baik maupun redup.

Dan bagi pengguna lain yang juga sering berpindah tempat, seperti pelajar, pekerja remote, bahkan traveler digital, ASUS Vivobook S14 M3407HA ini adalah laptop yang bisa kamu andalkan dalam perjalanan.

🧠 Prosesor & Neural Engine: Ketika Mesin dan Otak AI Berpadu Cerdas

laptop ai 2025
CPU, GPU, dan NPU yang serba terintegrasi membuat Vivobook S14 M3407HA mumpuni dalam pemrosesan serta hemat daya (ilustrasi: TeknoPlug)

Sekarang kita bicara soal otaknya. Laptop ini ditenagai oleh AMD Ryzen™ 7 260 Processor, prosesor terbaru yang dirilis Januari 2025 berarsitektur Zen 4 (Hawk Point). Prosesor ini memiliki 8-core dan 16-thread yang berlari pada kecepatan 3.8GHz dan clock hingga 5.1GHz.

Menariknya, beberapa model laptop ASUS menggunakan prosesor AMD Ryzen™ 7 260 khusus untuk gaming. Tapi kenapa varian laptop Vivobook kali ini tidak ya? Well, jawabannya mudah. ASUS Vivobook S14 M3407HA memang laptop untuk produktivitas, meskipun pengguna masih bisa memainkan berbagai jenis game menengah ke bawah (bukan game-game berat).

Hadirnya AMD Simultaneous Multithreading (SMT) menyebabkan jumlah inti berlipat ganda secara efektif. Hasilnya, pemrosesan jadi lebih cepat. Selain itu dengan TDP 45 W, AMD Ryzen™ 7 260 mengonsumsi tingkat daya yang umum untuk PC modern.

Yang bikin beda bukan hanya kecepatannya, tapi juga kemampuannya berpikir cerdas lewat teknologi AMD XDNA™ NPU hingga 16TOPS. NPU ini dirancang khusus untuk pengoperasian tensor, yang memberikan performa mumpuni saat menjalankan model AI dengan efisiensi daya yang lebih baik.

NPU menawarkan keseimbangan antara kinerja dan efisiensi daya dan mampu memproses data secara paralel dalam skala besar, meningkatkan kecepatan eksekusi, sekaligus mengurangi beban pada CPU dan GPU. AI generative image adalah salah satu bentuk pemanfaatan teknologi AI yang semakin populer, yang memungkinkan pembuatan gambar baru berdasarkan deskripsi teks ( prompt text ). Hadirnya NPU ini menyebabkan performa gambar generatif AI di laptop mengalami peningkatan signifikan. Selain itu, NPU juga mempercepat transkripsi audio, membantu mengatur noise reduction secara otomatis, dan bahkan mempercepat rendering export project.

Bagi saya yang masih belajar dunia audio editing, kemampuan AI ini seperti anugerah. Saat saya bingung harus mulai mixing dari mana, AI menganalisis track saya dan memberikan saran preset EQ. Saat saya lupa menyimpan project, fitur auto-backup AI aktif dan menyelamatkan kerja keras saya. Dan saat saya membuka 10 plugin sekaligus, laptop ini tetap dingin, stabil, dan fokus pada aplikasi yang sedang saya pakai.

Tidak ketinggalan pula kartu grafis terintegrasi AMD Radeon™ Graphics pada AMD Ryzen 7 di Vivobook S14 M3407HA, yang menawarkan kinerja grafis yang lumayan untuk tugas-tugas multimedia, pengeditan sesekali, dan permainan yang sangat ringan atau retro. Inilah salah satu alasan utama mengapa saya melirik laptop ringan yang satu ini. Keunggulan dari GPU AMD Radeon™ Graphics terletak pada performa pemrosesan grafis yang cukup baik, serta oke pada multitasking.

Performa ini sangat saya butuhkan ketika menjalankan software desain dan edit video, terutama ketika melakukan rendering. Selain itu, pengaturan grafisnya juga cukup mudah.

Saya yakin bersama ASUS Vivobook S14 M3407HA saya bisa bekerja lebih cepat, belajar lebih cepat. Dan saya bisa memproduksi hasil kerja yang lebih rapi, bahkan dengan pengetahuan teknis saya yang masih dasar. Bagi desainer, streamer, programmer, AI ini bekerja di balik layar untuk membuat pekerjaan lebih efisien, minim error, dan bebas lag.

💾 RAM dan Storage Cepat dan Luas, Multitasking Lancar

laptop ai 2025
RAM dan penyimpanan besar menjadikan Vivobook S14 M3407HA cepat dalam multitasking dan transfer file (ilustrasi: TeknoPlug)

Berkat konfigurasi prosesor AMD Ryzen™ 7 260, ASUS Vivobook S14 M3407HA dibekali memori 16GB DDR5 RAM on-board (artinya sudah tertanam langsung di motherboard), membuatnya stabil dan cepat. RAM DDR5 adalah generasi terbaru, kecepatannya jauh lebih tinggi dari DDR4.

Laptop DDR4 (2x 8GB DDR4) yang sekarang saya gunakan relatif baik menjalankan multitasking. Saya masih bisa membuka berbagai tab browser sambil mendengar musik via KMPlayer sembari mengedit gambar di Photoshop. Apalagi dengan RAM DDR5 berkapasitas 16GB DDR5 dalam Vivobook S14 M3407HA, kinerja multitasking pasti lebih optimal. Saya bisa membuka FL Studio dengan 10+ track, tab browser dengan dashboard blog dan website, YouTube, SoundCloud, tutorial, hingga Canva untuk bikin cover lagu, maupun aplikasi-aplikasi Microsoft untuk berbagai jenis tugas. Semua tetap lancar.

Selain itu, laptop AI 2025 yang satu ini menyediakan ruang penyimpanan berjenis SSD (solid state drive) berkapasitas 1 TB, yang cukup luas untuk menyimpan berbagai jenis file. SSD adalah jenis penyimpanan data yang jauh lebih cepat diakses dibandingkan harddrive (HDD) yang lebih rentan rusak. Loading DAW cuma butuh beberapa detik. Sample audio saya yang besar-besar bisa dibuka tanpa delay. Bahkan memindahkan file-file video berukuran 500MB ke atas dari smartphone ke laptop juga lebih cepat. Waktu saya sangat hemat karena semuanya responsif.

Memory on-board mungkin akan membuat sebagian pengguna, termasuk saya, bertanya-tanya. Apakah laptop ini upgradeable? Jawabnya, ya! Dalam motherboard Vivobook S14 M3407HA, ASUS menyediakan satu slot tambahan DDR5 SO-DIMM dan satu slot M.2 2280 PCIe 4.0x4 untuk memory SSD dengan bandwidth yang lebih tinggi dibandingkan PCIe 3.0. Ini memungkinkan pengguna bisa mengupgrade memori agar kinerja multitaskingnya tetap worth-it di masa depan, yang pastinya akan dibanjiri software-software yang lebih canggih yang akan memakan ruang.

Dengan RAM DDR5 dan penyimpanan SSD yang luas plus slot tambahan, kita bisa menyimpan banyak data penting tanpa khawatir lambat, sekaligus menjaga kinerja multitasking tetap apik di tengah kebutuhan akan software-software penting yang akan semakin berat. Mahasiswa dengan file tugas besar, pekerja kantoran dengan Excel super berat, bahkan video editor dengan file footage besar, semuanya bisa masuk dan jalan cepat.

🖥️ Layar 14 Inci yang Memberi Ruang Lebih

laptop AI terbaru
Layar ASUS Vivobook S14 terasa lega dengan aspect ratio 16:10 dan screen to body ratio 87% serta bezel tipis (ilustrasi: TeknoPlug)

Ini bagian yang paling underrated, tapi sangat penting bagi saya. Bagi sebagian orang, spesifikasi layar laptop mungkin tidak begitu penting. Bagi saya, terlebih di umur yang mendekati setengah abad saat ini, dengan ketajaman penglihatan yang sudah berkurang, ini menjadi pertimbangan utama.

Laptop ini pakai layar 14.0 inci IPS beresolusi WUXGA (1920 x 1200) dengan aspect ratio 16:10. Artinya, tinggi layarnya sedikit lebih lega dari layar 16:9 biasa, dan ini sangat terasa bila saya membuka DAW atau nulis blog.

Saya bisa melihat lebih banyak informasi dalam satu tampilan. Di FL Studio, saya bisa lihat mixer, channel rack, dan playlist sekaligus. Di Word, saya bisa lihat satu halaman penuh plus bagian bawahnya.

Layarnya anti-glare dengan kecerahan 300 nits serta tersertifikasi TÜV Rheinland, yang berarti layar laptop mampu menghindarkan mata pengguna dari radiasi blue ray. Ini membantu mengurangi kelelahan mata saat saya kerja malam, atau saat saya kerja di bawah cahaya terang. Dan meskipun hanya 45% NTSC, kualitas visualnya tajam dan cukup akurat untuk editing musik dan basic desain.

Saya bisa membayangkan bekerja di depan layar laptop AI 2025 ASUS Vivobook S14: tidak gampang lelah, bisa kerja lebih lama. Dan bagi pelajar atau pekerja kantoran yang harus baca dokumen panjang atau coding berjam-jam, layar ini dapat membantu fokus.

🔌 Port dan Konektivitas Lengkap Untuk Berbagai Situasi

laptop ai asus
ASUS Vivobook S14 M3407HA sangat mendukung mobilitas karena konektivitas yang lengkap (ilustrasi: TeknoPlug)

Ketika mobilitas tinggi harus tetap terjaga dan senantiasa terhubung di berbagai keadaan, maka harapan terbesar kita adalah pada semua konektivitas yang tersedia di perangkat.

AI ASUS Vivobook S14 M3407HA telah menyediakan berbagai jenis konektivitas, antara lain 2 buah port USB tipe-C 3.2 Gen 1 dengan dukungan display dan power delivery, 2 buah port USB tipe-A, HDMI 2.1, dan combo audio jack.

Bagi saya ini artinya bisa colok audio interface dan mic condenser via USB-A, bisa sambung ke monitor eksternal pakai HDMI, bisa ngecas pakai USB-C (bahkan power bank besar).

Konektivitas juga sudah Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5.3. WiFi 6 di laptop AI ASUS Vivobook S14 M3407HA menghadirkan kecepatan transfer data yang lebih tinggi, latensi yang lebih rendah, dan kemampuan untuk menangani lebih banyak perangkat secara bersamaan. Selain itu, WiFi 6 juga menawarkan peningkatan keamanan dan efisiensi energi. Dampaknya, streaming sample dari internet atau download library besar tidak lagi nge-lag. Pairing headphone dan controller juga cepat dan stabil.

Bagi siapapun yang multitasking dengan banyak device, konektivitas ini bikin semuanya lebih mudah dan fleksibel. Nggak perlu dongle. Nggak perlu adaptor tambahan. Semua sudah siap pakai.

🔐 Proteksi Total untuk Ide, Privasi, dan Kreativitas

Dari sisi keamanan, ASUS Vivobook S14 M3407HA adalah laptop AI yang menawarkan perlindungan berlapis bagi keamanan data didalamnya.

IR Camera + Windows Hello adalah fitur yang langsung membuat saya merasa “wow” di awal. Dengan IR (infrared) camera yang mendukung Windows Hello, saya tidak perlu mengetik password setiap kali mau login. Cukup duduk, buka layar, dan laptop langsung mengenali wajah saya secara otomatis. Teknologi pemindai wajah ini berbasis biometrik 3D, yang berarti tidak bisa ditipu oleh foto atau video. Ini sangat penting buat saya yang kadang bekerja di luar rumah.

Kalau kamu seperti saya, yang sering ikut meeting online, atau merekam video dari rumah, kamu pasti sadar bahwa kamera laptop adalah salah satu celah privasi paling besar. ASUS menghadirkan privacy shutter fisik. Walaupun ini fitur kecil, tapi punya dampak psikologis besar. Tidak ada aplikasi atau hacker yang bisa mengakses kamera saya secara diam-diam.

ASUS juga menyematkan teknologi TPM atau Trusted Platform Module, sebuah chip khusus yang menyimpan kunci enkripsi untuk file, sistem, dan identitas pengguna. Jadi kalau misalnya laptop saya dicuri atau jatuh ke tangan yang salah, data saya tetap tidak bisa diakses—karena semuanya terenkripsi secara mendalam. Contohnya bila saya menyimpan draft lagu, lisensi software, dan data klien dalam folder yang dienkripsi. Dengan adanya TPM, sistem mengenkripsi data tersebut di level hardware, bukan hanya di software.

Satu hal yang sering dilupakan oleh banyak pengguna adalah bahwa serangan bisa datang bahkan sebelum sistem operasi menyala. ASUS memahami ini, dan memberikan proteksi di level BIOS, yaitu sistem inti yang mengatur seluruh hardware laptop. Saya bisa mengatur password BIOS, sehingga hanya saya yang bisa mengakses pengaturan mendasar seperti booting, konfigurasi startup, atau perubahan sistem kritikal, bahkan jika laptop ini hilang dan seseorang mencoba menginstal ulang sistem atau mengganti sistem operasi dari flashdisk.

ASUS Vivobook S14 M3407HA juga dibekali McAfee Antivirus yang terinstal sejak awal, dan langsung aktif saat dinyalakan. Sebagai pengguna yang sering online, saya tahu risiko malware, spyware, dan phishing itu nyata. McAfee berjalan di latar belakang, melakukan real-time scanning, dan memberikan notifikasi kalau ada situs atau file mencurigakan. Pernah suatu kali saya ingin mengunduh plugin gratis dari situs yang tampaknya legal. Tapi begitu saya klik, McAfee langsung memberi peringatan bahwa file tersebut mengandung script berbahaya.

Laptop ASUS Windows 11
Dengan sistem operasi Windows 11, produktivitas tetap lancar (ilustrasi: TeknoPlug)

Karena laptop ini berjalan dengan Windows 11 dan Microsoft 365 Basic, saya juga mendapatkan manfaat dari integrasi keamanan akun Microsoft. Semua dokumen Office saya tersimpan di cloud dan terenkripsi end-to-end. Bahkan jika saya mengaksesnya dari perangkat lain, saya harus melewati autentikasi dua langkah. Saya juga bisa mengenkripsi seluruh drive laptop saya—termasuk drive eksternal dengan dukungan BitLocker.

Hal yang menggiurkan adalah aplikasi Office Home & Student 2024 bisa digunakan seumur hidup, serta adanya langganan Microsoft 365 gratis selama satu tahun bagi konsumen yang membeli laptop ini.

Bagi pengguna lain seperti pelajar yang menyimpan tugas akhir, pengusaha yang menyimpan data pelanggan, atau pekerja kantor dengan data sensitif, fitur keamanan wajib tersedia di laptop.

🧠 Dukungan Software & Ekosistem Yang Aktif Membantu

laptop asus AI
ASUS Vivobook S14 telah dilengkapi beberapa aplikasi built-in, dan menyediakan berbagai software yang dibutuhkan melalui aplikasi MyASUS (ilustrasi: TeknoPlug)

Bagi saya, software dan ekosistem ASUS di dalam laptop AI ASUS Vivobook S14 M3407HA adalah bentuk nyata bahwa ASUS tidak hanya menjual produk, tapi pengalaman. Setiap fitur bukan sekadar “bisa” tapi “berguna.” Setiap aplikasi bukan sekadar tambahan, tapi benar-benar memberikan nilai tambah.

Salah satu fitur futuristik dari laptop AI 2025 ASUS Vivobook S14 adalah Windows Copilot, sebuah asisten AI yang terintegrasi langsung dalam sistem operasi Windows 11. Copilot memang tidak menggantikan riset manual, tapi ia menyederhanakan proses berpikir saya.

laptop AI ASUS Vivobook S14
Tombol Copilot di keyboard ASUS Vivobook S14 akan mempermudah pengguna mengakses Asisten AI Windows Copilot (ilustrasi: TeknoPlug)

Contohnya, saat saya sedang menulis tentang topik teknologi baru dan harus meriset istilah teknis seperti “audio compression algorithms,” saya cukup mengetikkan pertanyaan ke Copilot: “Jelaskan jenis-jenis algoritma kompresi audio yang biasa digunakan dalam digital mastering.” Dalam hitungan detik, saya mendapat jawaban ringkas dan akurat. Saya tidak lagi harus membuka 5-6 tab browser.

Laptop AI Copilot Terbaik
Tampilan jendela percakapan saya dengan Copilot (sumber: TeknoPlug)

Saya sering mengatur profil kipas ke Performance Mode saat sedang render lagu berdurasi panjang, supaya laptop tetap dingin dan kencang. Tapi saat saya hanya menulis atau browsing, saya ubah ke Whisper Mode agar laptop lebih senyap—dan semua bisa dilakukan dengan satu klik di MyASUS.

Ada juga fitur Battery Health Charging yang membatasi pengisian daya hanya sampai 80% untuk memperpanjang umur baterai. Ini sangat berguna buat saya yang sering kerja sambil ngecas berjam-jam. Dan ketika koneksi Wi-Fi saya lemot, saya aktifkan fitur WiFi SmartConnect, yang otomatis memilih jaringan tercepat atau hotspot saya sendiri.

Sebagai blogger yang juga belajar mengedit musik dan konten visual, saya sering membuka aplikasi Word, browser, FL Studio, Photoshop, dan Canva sekaligus. Dengan ScreenXpert, saya bisa drag & drop jendela ke layout yang saya inginkan. Misalnya Word di kiri, browser di kanan atas, FL Studio di kanan bawah. Semuanya dalam satu layar 14 inci yang terasa jauh lebih luas. Fitur ini menghemat waktu saya secara nyata. Daripada bolak-balik Alt+Tab atau geser-geser jendela manual, saya bisa fokus pada isi pekerjaan, bukan mengatur tata letak. Fitur ini akan sangat berguna bagi guru online, desainer, bahkan siswa yang suka belajar sambil buka Zoom dan catatan digital.

Selain itu terdapat GlideX, yaitu software transfer dan kolaborasi lintas perangkat. GlideX memungkinkan saya menampilkan layar laptop ke tablet, atau sebaliknya, dengan koneksi wireless. Saat saya sedang menyusun komposisi lagu di FL Studio, saya tampilkan mixer ke tablet lewat GlideX. Dengan begitu, saya bisa fokus pada piano roll di laptop, dan melihat mixer detail di tablet. Ruang kerja saya jadi dua layar, tanpa kabel, tanpa repot. Bagi kamu yang sering membuat konten di ponsel, tapi edit di laptop, atau kamu pelajar yang mengerjakan tugas di tablet tapi butuh backup di laptop, GlideX membuat semua proses ini seolah seamless.

laptop asus ai
Fitur Microsoft Phone Link, salah satu fitur menarik di ASUS Vivobook S14 (ilustrasi: TeknoPlug)

Yang lebih menarik lagi, saya bisa menjawab panggilan telepon, membalas pesan teks, hingga menerima dan mengirim file ke gawai lain dengan menghubungkan smartphone saya ke laptop melalui Microsoft Phone Link. Ini memungkinkan saya tetap bisa berinteraksi dengan orang lain hanya dari laptop ini tanpa bolak-balik melihat smartphone.

Oya, tahu gak sih? Kadang yang bikin laptop terasa lambat atau error bukan karena hardwarenya, tapi karena sistem yang tidak up-to-date atau kesalahan konfigurasi yang tidak terdeteksi. Nah, fitur Live Update dan System Diagnosis di MyASUS menyelesaikan masalah ini bahkan sebelum saya sadar masalah itu ada. Misalnya, saat saya mengalami sedikit lag saat membuka CapCut, saya langsung buka MyASUS dan menjalankan System Diagnosis. Dalam waktu kurang dari 3 menit, sistem memberi tahu saya bahwa ada driver yang belum diperbarui. Saya klik “Update Now”, tunggu sebentar, dan masalah selesai. Tidak perlu ke service center.

Sebagai editor musik dan kreator konten, saya kadang butuh layar yang nyaman untuk mata saat nulis lama, dan kadang butuh warna yang cerah untuk edit visual. Nah, ASUS menyediakan fitur Splendid di MyASUS yang memungkinkan saya mengubah mode warna layar dengan satu klik: Vivid, Eye Care, Manual, atau Normal. Saat kerja malam, saya pilih Eye Care agar cahaya biru berkurang dan mata tidak cepat lelah. Saat bikin desain di Canva, saya pindah ke Vivid untuk mendapatkan kontras dan saturasi optimal. Ini membantu saya menjaga keseimbangan antara kenyamanan dan ketepatan visual, tanpa perlu ribet mengatur manual.

Di keyboard ASUS Vivobook S14, tombol F1–F12 bisa difungsikan ganda—bisa jadi shortcut fitur (seperti volume, brightness) atau fungsi asli seperti refresh (F5), save (F12), dan lainnya. Di MyASUS, saya bisa mengatur Function Key Lock, artinya saya bisa memilih mana mode default yang saya inginkan. Sebagai penulis yang sering menekan F5, F10, atau Alt+F4, saya lebih suka fungsi asli. Tapi kalau saya sedang presentasi atau sekadar browsing, saya aktifkan fitur fungsi cepat (volume, brightness, dll). Ini fleksibilitas kecil, tapi sangat terasa di alur kerja harian saya.

Audio Jernih dan Bebas Bising, Mengedit Lebih Fokus

laptop asus AI
Dengan AI Noise Cancelation, suara-suara yang tidak relevan akan diblokir. Vivobook S14 cocok untuk dibawa bekerja, belajar, maupun hiburan (ilustrasi: TeknoPlug)

Banyak orang melihat audio sebagai fitur sekunder. Tapi bagi saya dan banyak pengguna lainnya—dari pelajar, musisi pemula, guru, kreator konten, hingga pekerja remote—audio yang baik adalah fondasi kerja yang produktif. ASUS Vivobook S14 (M3407HA) menghadirkan sistem audio yang lengkap, fungsional, dan cerdas—mulai dari speaker, mikrofon, AI noise canceling, hingga port audio analog.

Salah satu fitur yang langsung saya aktifkan sejak hari pertama adalah AI Noise Canceling di aplikasi MyASUS. Fitur ini menggunakan machine learning untuk mengenali dan memfilter suara-suara latar yang tidak relevan, baik saat saya berbicara atau saat saya mendengarkan orang lain. Saat saya rekaman narasi atau vokal, AI secara otomatis menghapus atau memblokir secara real-time suara latar di sekitar saya seperti suara motor, kipas angin, atau piring jatuh sehingga suara saya tetap utuh, bulat, dan jelas. Untuk pelajar yang belajar dari rumah, dosen yang mengajar online, atau pekerja yang sering Zoom call di workshop, fitur ini adalah kebutuhan.

Laptop ini juga dilengkapi dengan built-in stereo speaker yang sudah dioptimalkan oleh teknologi audio ASUS. Meskipun bodinya tipis dan ringan, output suaranya jernih, solid, dan cukup lantang—bahkan saat volume hanya 60–70%, detail suara tetap terdengar jelas, tanpa distorsi. Bagi saya yang sering mendengarkan referensi musik atau mixing di tempat yang tidak memungkinkan pakai headphone, ini jadi solusi real-time yang sangat berguna.

Saya bisa membayangkan ketika mencoba menyusun layer vokal dan instrumental. Tanpa colok speaker eksternal, saya masih bisa membedakan reverb terlalu tebal atau bass terlalu nendang—sesuatu yang sulit dilakukan di laptop lain dengan kualitas speaker seadanya. Dan ketika saya sedang melakukan review mixing cepat sambil menulis catatan, saya merasa speaker laptop ini cukup representatif untuk monitoring awal. Apakah setara speaker studio? Tentu tidak. Tapi untuk skenario mobile dan on-the-go, ini luar biasa.

Banyak laptop modern sekarang menghilangkan audio jack demi desain tipis. Tapi ASUS paham bahwa kreator butuh koneksi analog berkualitas tinggi, dan mereka mempertahankan itu demi kita. Sebagai editor musik pemula, hadirnya audio jack 3.5mm di laptop ini adalah “nyawa” meskipun terdengar sepele.Saya bisa langsung colokkan headphone monitoring, mengecek mixing secara lebih presisi, atau menghubungkan laptop ke speaker eksternal saat uji coba lagu. Lebih dari itu, audio jack ini stabil, bebas noise, dan minim latency.

Menyala Lebih Lama Demi Kreatifitas dan Tuntaskan Tugas

laptop asus AI
Baterai ASUS Vivobook S14 berkapasitas 70Whrs dan diklaim bisa bertahan hingga 16 jam tanpa pengisian ulang (ilustrasi: TeknoPlug)

Sebagai seseorang yang tidak selalu bekerja di meja kerja, kadang di ruang tamu, kadang di kafe kecil yang penuh inspirasi, daya tahan baterai adalah salah satu aspek paling penting bagi saya. Bagi saya pribadi, baterai laptop bukan hanya energi. Ia adalah kepercayaan diri.

Laptop ASUS Vivobook S14 (M3407HA) dibekali baterai Li-Ion 4 cell berkapasitas berkapasitas 70WHrs yang mampu menyala hingga 20 jam (tergantung pemakaian), kapasitas yang tergolong besar untuk laptop di kelasnya. ASUS merancangnya bukan hanya untuk bertahan lama, tapi juga bekerja secara cerdas. Dengan bantuan AI dan sistem manajemen daya dari MyASUS, daya tahan baterainya bisa dioptimalkan berdasarkan pola kerja pengguna. Misalnya, saat saya hanya menulis artikel di Word sambil mendengarkan musik dari Spotify, baterainya bisa bertahan lebih dari 12 jam. Saat saya mulai membuka FL Studio untuk editing musik, tentu daya berkurang lebih cepat, tapi masih cukup untuk 7–8 jam kerja produktif non-stop—tanpa harus colok charger sama sekali.

Satu hal yang membuat saya akan semakin percaya diri dan senantiasa tersenyum sumringah bila membawa laptop ini ke berbagai tempat adalah adaptor laptop ini menggunakan USB Type-C 65W. Ini artinya, saya tidak perlu membawa charger besar seperti laptop pada umumnya, dan saya bisa tetap produktif di mana pun.

Yang membuat baterai ini benar-benar terasa modern adalah bagaimana sistem AI membantu menjaga kesehatannya. Apalagi ASUS menyematkan teknologi fast charging di laptop ini, yang bisa mengisi hingga 60 persen dalam 49 menit. Di aplikasi MyASUS, saya bisa mengatur fitur Battery Health Charging—dengan pilihan maksimum pengisian 60%, 80%, atau 100%. Saya pribadi memilih 80%, karena sering bekerja dengan laptop yang tersambung charger. Ini membantu menjaga umur baterai jangka panjang, menghindari overcharge dan panas berlebih.

Dengan spesifikasi, fitur, serta keunggulan yang ditawarkannya, laptop ASUS Vivobook S14 (M3407HA) yang dibanderol dengan harga Rp13.799.000 ini sangat worth-it untuk semua kebutuhan saya.

Berkat desainnya yang cermat, ringan, dan kualitas pembuatannya, ASUS Vivobook S14 M3407HA menawarkan pengalaman ultraportabel yang luar biasa. laptop ini menawarkan rasio harga dan kinerja yang sangat baik, serta menawarkan daya yang cukup untuk menangani berbagai macam tugas dengan mudah. Jika kamu mencari ultrabook yang ramping dan bersahaja dengan keyboard yang bagus, terjangkau, masa pakai baterai yang lama, mobilitas tinggi, dan kinerja terdepan di kelasnya, jangan ragu, ASUS Vivobook S14 dengan Ryzen 5 260 adalah pilihan yang bagus.

Waktunya Berkarya Tanpa Batas Bersama ASUS Vivobook S14

laptop ai terbaik
ASUS Vivobook S14 laptop AI terbaik untuk tetap produktif (sumber gambar: ASUS)

Meskipun hati saya terpaut kuat pada Vivobook S1 M3407HA besutan ASUS yang ditenagai AMD, namun Vivobook S14 S3407QA dan Vivobook S14 S3407CA juga menggugah selera.

Bukan saya kemaruk. Tapi karena kebutuhan akan laptop pintar yang bisa menjadi partner untuk kerja dan belajar. Dan menurut saya Vivobook S14 S3407QA dan Vivobook S14 S3407CA, seperti halnya Vivobook S14 M3407Ha, sangat menjadi mitra saya.

Oke, saya akan mengulas secara umum tentang Vivobook S14 S3407QA dan Vivobook S14 S3407CA ini sebagai panduan buat kamu, seperti halnya saya, yang sedang mencari laptop AI bandel dan mumpuni untuk tetap produktif, kreatif, dengan mobilitas tinggi.

ASUS Vivobook S14 S3407QA

laptop ai terbaik
Vivobook S14 S3407QA laptop ASUS AI dengan processor Snapdragon X Series

ASUS Vivobook S14 S3407QA (Qualcomm) merupakan laptop AI ASUS yang menggunakan Snapdragon® X X1 26 100 Processor sebagai dapur pacunya. Processor ini memiliki 8 inti dan 8 threads, 30MB Cache, yang mampu berlari hingga 2.97GHz. Snapdragon dari Qualcomm bukanlah pemain baru di dunia perangkat lunak, karena sudah cukup lama menjajal pangsa pasar smartphone.

Chip Snapdragon X X1 26 100 yang menggunakan arsitektur berbasis ARM, adalah prosesor yang dirancang untuk perangkat Windows. Prosesor ini dirancang untuk menangani beban kerja multitasking yang menuntut, baik untuk produktivitas, kreativitas, maupun hiburan karena menawarkan beberapa kelebihan utama, termasuk kinerja AI yang kuat dan performa grafis yang solid. Snapdragon X juga dikenal efisien dalam penggunaan energi, yang memungkinkan perangkat yang ditenagai olehnya memiliki masa pakai baterai yang lebih lama.

laptop asus ai terbaik
ASUS Vivobook S14 S3407QA cukup andal untuk menjalankan berbagai aplikasi (ilustrasi: TeknoPlug)

Berpadu dengan grafis Qualcomm® Adreno™ pada Snapdragon X, menyebabkan Vivobook S14 S3407QA mumpuni untuk performa grafis, serta mendukung fitur grafis desktop seperti DirectX 12.1 dan OpenCL 3.0, sangat cocok untuk aplikasi grafis berat.

Laptop AI ASUS berbobot hanya 1.35 kg yang hadir dengan warna Matte Gray dan Cool Silver ini dibekali Qualcomm® Hexagon™ NPU up to 45TOPS. Dengan nilai NPU 45 TOPS, menjadikan Vivobook S14 S3407QA masuk dalam jajaran perangkat komputer personal dengan kemampuan AI 45TOPS, dan mendukung berbagai aplikasi AI seperti pengenalan suara, efek video real-time, dan fitur Copilot+.

laptop ai 14 inci terbaik

Selain kuat dalam pemrosesan, Vivobook S14 S3407QA juga menghadirkan layar IPS beresolusi 2.5K (2560 x 1600, WQXGA) dengan 60Hz refresh rate yang sangat melegakan mata. Ini karena layarnya memiliki aspect ratio 16:10 dan screen-to-body ratio mencapai 86% dengan bezel tipis serta memiliki kecerahan 400 nits. Plus, layar monitor Vivobook S14 S3407QA menawarkan 100% sRGB color gamut dan Anti-glare display. Cerah dan tajam tentunya, cocok untuk dibawa kemana-mana.

Canggihnya, laptop ini menawarkan masa hidup baterai yang panjang. Menurut ASUS, laptop ini bisa menyala seharian. Bahkan menurut beberapa review dari techno enthustiasts, baterai ASUS Vivobook S14 S3407QA bisa tahan sampai 23 jam! Istimewa bukan? Laptop dengan daya hidup gahar seperti ini, saya banget!

Berbeda dengan Vivobook S14 (M3407HA) yang memiliki ruang penyimpanan SSD sebesar 1TB, Vivobook S14 S3407QA seharga Rp11.999.000 ini dibekali storage SSD berkapasitas 512GB. Selain itu, laptop AI ASUS yang ditenagai Qualcomm ini hanya dibekali satu slot M.2 2280 PCIe 4.0x4 bila pengguna ingin meningkatkan ruang penyimpanannya.

Nah, dengan NPU yang 45 TOPS, memungkinkan kamu bisa menggunakan fitur Windows Studio Effect, yaitu fitur yang secara otomatis meningkatkan pencahayaan dan menghilangkan suara bising selama panggilan video, kustomisasi latar, serta eye-contact saat presentasi penting.

Bagaimana, keren kan? Pastinya sangat cocok buat kamu yang butuh laptop portabel untuk meningkatkan produktivitas kamu.

ASUS Vivobook S14 S3407CA

laptop ai terbaik
ASUS Vivobook S14 S3407CA, laptop AI dengan processor Intel Core Ultra

ASUS Vivobook S14 S3407CA (Intel) adalah laptop AI yang ditenagai processor Intel® Core™ Ultra 5 Processor 225H (Intel Core Ultra Series 2), yang memiliki 14 cores dan 16 Threads serta 18MB Cache. Processor ini mampu berlari hingga 4.9 GHz. Serta telah dibekali Neural Processor Intel® AI Boost NPU up to 13TOPS.

Dibandingkan prosesor sebelumnya (model 125H), Intel® Core™ Ultra 5 Processor 225H memiliki Daya Dasar Prosesor (DDP) 28 W dengan Daya Terjamin Minimun (DTM) hanya 20 W, yang berarti mengalami peningkatan pada efisiensi daya sehingga laptop ini lebih efisien dalam hal penggunaan daya.

Hal lain yang bisa dikulik dari laptop ini adalah NPU-nya telah mendukung untuk Windows Studio Effects, software bawaan OS Windows yang bisa diandalkan untuk belajar online atau Zoom meeting. Oya, karena menggunakan OS Windows 11 Home sebagai sistem pengoperasiannya, tentu saja laptop ini dibekali aplikasi-aplikasi berbasis Windows berikut fitur keamanan terbarunya yang dikombinasikan dengan sistem keamanan ASUS.

laptop ai terbaik untuk produktivitas
ASUS Vivobook S14 S3407CA dengan processor Intel tetap stabil dan hemat daya (ilustrasi: TeknoPlug)

Pada aspek grafis, Vivobook S14 S3407CA dibekali GPU Intel® Graphics versi terbaru (Intel® Arc™ 130T GPU) yang sudah terintegrasi dengan prosesor Intel® Core™ Ultra 5 Processor 225H, sehingga cukup bisa diandalkan untuk mengedit atau membuat konten seperti yang saya kerjakan.

GPU ini juga memiliki fitur Ray Tracing yang memungkinkan pengguna untuk menikmati visual yang lebih realistis dalam game dan aplikasi yang mendukung fitur ini saat melakukan rendering di aplikasi-aplikasi kreatif, seperti aplikasi editing.

Selain itu, laptop ramping ini juga dibekali body slim dan ringan, layar 14 inci dengan aspect ratio 16:10 dan ratio dan Screen-to-body ratio hinga 87% yang memberikan visualisasi yang lebih luas. Dengan layar IPS beresolusi 1920 x 1200 dan anti-glare yang telah tersertifikasi TUV TÜVRheinland-certified, mata tidak mudah lelah untuk beraktivitas lama didepannya.

laptop asus ai terbaik

Untuk mendukung audio yang jernih, terdapat Intel® Smart Sound Technology, Intel® Wake on Voice, Intel® High Definition Audio didalamnya. Laptop ini juga didukung Intel® Threat Detection Technology (TDT) dan Intel® Active Management Technology (AMT) serta sejumlah fitur keamanan lainnya.

Mirip dengan Vivobook S14 (M3407HA), Vivobook S14 S3407CA yang dibanderol diangka Rp13.499.000 ini juga berbobot 1,4 Kg dan telah dibekali ruang penyimpanan sebesar 1 TB serta memori 16GB DDR5. Kapasitas RAM dan storage-nya juga bisa ditingkatkan karena pada motherboard ASUS telah tersedia masing-masing satu slot tambahan bila pengguna ingin meningkatkannya.

Dengan processor Intel Core Ultra Series 2, GPU dan NPU, serta teknologi khas Intel yang dipadukan dengan teknologi canggih dari ASUS, meyakinkan saya bila Vivobook S14 S3407CA bisa saya andalkan untuk menyokong "kerja" saya cuma digital freelancer, belajar menjadi editor musik pemula, sekaligus "calon" pemilik usaha jasa editing musik.

Spesifikasi ASUS Vivobook S14

Model Vivobook S14 (M3407HA) Vivobook S14 (S3407QA) Vivobook S14 (S3407CA)
Warna Cool Silver, Matte Gray Cool Silver, Matte Gray Cool Silver, Matte Gray
Dimensi 31.52x 22.34 x 1.59 ~ 1.79 cm 31.52 x 22.34x 1.59 ~ 1.79 cm 31.52x 22.34 x 1.59 ~ 1.79 cm
Bobot 1.40 kg 1.35 kg 1.40 kg
Baterai 70WHrs,4S1P, 4-cell Li-ion 70WHrs, 3S1P,3-cell Li-ion 70WHrs,4S1P, 4-cell Li-ion
Power Supply TYPE-C,65W AC Adapter, Output: 20V DC, 3.25A, 65W, Input: 100-240V AC 50/60GHzuniversal TYPE-C, 65W ACAdapter, Output: 20V DC, 3.25A, 65W, Input: 100-240V AC 50/60GHz universal TYPE-C,65W AC Adapter, Output: 20V DC, 3.25A, 65W, Input: 100-240V AC 50/60GHzuniversal
Processor AMDRyzen™ 7 260 Processor 3.8GHz (24MB Cache, up to 5.1 GHz, 8 cores, 16 threads) Snapdragon®X X1 26 100 Processor (30MB Cache, up to 2.97GHz, 8 cores, 8 Threads) Intel® Core™Ultra 5 Processor 225H 1.7 GHz (18MB Cache, up to 4.9 GHz, 14 cores, 14 threads)
Grafis AMDRadeon™ Graphics Qualcomm®Adreno™ GPU Intel®Graphics
Neural Processor AMDXDNA™ NPU up to 16 TOPS Qualcomm®Hexagon™ NPU up to 45 TOPS Intel® AIBoost NPU up to 13TOPS
Display 14.0-inch, WUXGA (1920 x 1200) 16:10 aspect ratio, IPS-level Panel, LED Backlit, 60 Hz refresh rate, 300 nits, 45% NTSC color gamut, Anti-glare display, TÜVRheinland-certified, (Screen-to-body ratio)87% 14.0-inch,2.5K (2560 x 1600, WQXGA) 16:10 aspect ratio, IPS-level Panel, LED Backlit,60Hz refresh rate, 400 nits, 100% sRGB color gamut, Anti-glare display,(Screen-to-body ratio)86% 14.0-inch, WUXGA (1920 x 1200) 16:10 aspect ratio, IPS-level Panel, LED Backlit, 60Hz refresh rate, 300 nits, 45% NTSC color gamut, Anti-glare display, TÜVRheinland-certified, (Screen-to-body ratio)87%
Memory 16 GB DDR5 on board 16 GB LPDDR5X on board 16 GB DDR5 onboard
Penyimpanan 1TB M.2 NVMe™PCIe® 4.0 SSD 512GBM.2 NVMe™ PCIe® 4.0 SSD 1TB M.2 NVMe™PCIe® 4.0 SSD
Slot Tambahan 1x DDR5SO-DIMM slot
1x M.2 2280 PCIe 4.0x4
1xM.2 2280 PCIe 4.0x4 1x DDR5SO-DIMM slot
1x M.2 2280 PCIe 4.0x4
Keyboard & Touchpad BacklitChiclet Keyboard, 1.7mm Key-travel, With Copilot key BacklitChiclet Keyboard, 1.7mm Key-travel, With Copilot key BacklitChiclet Keyboard, 1.7mm Key-travel, With Copilot key
I/O Ports 2x USB 3.2 Gen1 Type-C support display/power delivery
2x USB 3.2 Gen 1 Type-A
1x HDMI 2.1 TMDS
1x 3.5mm Combo Audio Jack
2xUSB 3.2 Gen 1 Type-A
1x HDMI 2.1 TMDS
1x 3.5mm Combo Audio Jack
2x USB 3.2 Gen1 Type-C support display/power delivery
2x USB 3.2 Gen 1 Type-A
1x HDMI 1.4
1x 3.5mm Combo Audio Jack
Kamera FHD camera with IR function to support Windows Hello
With a privacy shutter
FHD camera with IR function to support Windows Hello
With a privacy shutter
FHD camera with IR function to support Windows Hello
With a privacy shutter
Audio Built-in speaker + Built-in array microphone SonicMaster, Smart Amp Technology, Built-in speaker, Built-in array microphone Built-in speaker + Built-in array microphone
Jaringan & Konektivitas Wi-Fi6(802.11ax) (Dual band) 2*2 + Bluetooth® 5.3 Wireless Card Wi-Fi6E(802.11ax) (Triple band) 2*2 + Bluetooth® 5.3 Wireless Card Wi-Fi6(802.11ax) (Dual band) 2*2 + Bluetooth® 5.3 Wireless Card
Harga Rp13.799.000 Rp11.999.000 Rp13.499.000

Berdasarkan spesifikasi, fitur, utilitas, serta kapasitasnya, saya bisa memperoleh gambaran mengenai hadirnya laptop ASUS AI:

Laptop Vivobook S14 terbaru menawarkan kinerja otomatis yang optimal, penghematan daya yang cerdas, keamanan data yang lebih tinggi, pengalaman pengguna yang lebih personal, serta peningkatan kualitas visual dan audio.

Setelah saya telusuri, untuk memiliki laptop AI Vivobook S14 Series dan semua produk ASUS AI bisa secara online maupun offline.

Secara online, konsumen bisa menuju ke situs ASUS Online Store maupun toko official ASUS di sejumlah marketplace seperti Bhinneka, Lazada, Blibli, Shopee, dan Tokopedia. Sementara untuk membeli offline kita bisa langsung ke toko fisik ASUS Exclusive Store dan ASUS Premium Corner yang terdapat di kota-kota besar di Indonesia.

ASUS Vivobook S14 Untuk Apa dan Untuk Siapa?

Kalau saya ditanya dua tahun lalu, apakah saya bisa menulis blog, belajar audio editing, mengelola jasa digital, dan membangun karier baru, mungkin saya akan menjawab: "itu terdengar terlalu ambisius". Tapi dari ASUS AI Vivobook S14 saya tahu, semuanya mungkin. Bukan karena saya hebat. Tapi karena saya belajar satu hal penting: kita butuh perangkat yang tidak membatasi langkah, tapi justru membuka jalan.

ASUS Vivobook S14 bukan sekadar laptop. Ia hadir sebagai partner yang adaptif, bisa mengikuti gaya kerja saya yang dinamis dan tidak selalu terstruktur. Saat saya berpindah dari ruang tamu ke kafe, dari menulis ke mixing, dari belajar ke berkarya, laptop ini bisa "mengikuti" saya dengan mudah.

Ia juga efisien, baik dari segi performa, daya, maupun alur kerja. Saya tidak lagi membuang waktu untuk hal-hal teknis kecil, karena sistem, software, dan fitur-fitur AI-nya bekerja secara otomatis, mengatur banyak hal sebelum saya menyadarinya.

Dan yang terpenting, laptop ini cerdas. Bukan dalam arti menjawab pertanyaan rumit atau menjalankan AI Copilot saja. Tapi dalam arti sesungguhnya: mengerti kebiasaan saya, memahami apa yang saya butuhkan, dan selalu siap membantu saya bertumbuh.

Bagi saya, inilah makna sebenarnya dari teknologi masa depan: adaptif, efisien, dan cerdas. Karena hidup terus berubah. Dan kita butuh perangkat yang bisa berubah bersama kita.

Kalau kamu seorang blogger, pelajar, musisi pemula, content creator, freelancer, pekerja remote, atau siapa pun yang sedang membangun karier kreatif dan produktif di era digital 2025 ini—maka kamu tidak hanya butuh laptop, kamu butuh rekan kerja digital yang bisa diandalkan.

ASUS Vivobook S14 adalah jawaban untuk itu semua. Seperti saya, sudah waktunya kamu berkarya lebih leluasa, produktif tanpa hambatan. Dan sudah waktunya kamu memiliki laptop AI 2025 ASUS Vivobook S14 Series sebagai partner utama yang adaptif, efisien, dan tentunya cerdas.

Next Post Previous Post